Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Amerika Bakal uji Coba Senjata Nuklir, Ini Komentar Pedas Iran
Advertisement . Scroll to see content

UEA Mesra dengan Israel, Indonesia Tetap Konsisten Dukung Kemerdekaan Palestina

Sabtu, 22 Agustus 2020 - 18:17:00 WIB
UEA Mesra dengan Israel, Indonesia Tetap Konsisten Dukung Kemerdekaan Palestina
Duta Besar RI untuk Yordania dan Palestina, Andy Rachmianto. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Duta Besar RI untuk Yordania dan Palestina, Andy Rachmianto, menegaskan Indonesia konsisten mendukung kemerdekaan Palestina meskipun kondisi geopolitik Timur Tengah terus berubah. Bagi Indonesia, dukungan kemerdekaan Palestina adalah amanah konstitusi dan wujud kesungguhan dukungan terhadap resolusi PBB terkait Palestina.

“Indonesia berada pada posisi yang kuat, jelas dan konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Indonesia berupaya memberikan dukungan kepada Bangsa Palestina meliputi dukungan politik, ekonomi, sosial, diplomasi kemanusiaan, dan lain-lain,” ujar Andy dalam seminar daring bertajuk Pergeseran Politik Timur Tengah Pascaledakan di Lebanon dan Manuver UEA: Bagaimana Sikap Indonesia?, Sabtu (22/8/2020).

Diskusi dilaksanakan Center for Indonesian Reform (CIR) tersebut berkolaborasi dengan Koalusi Perempuan Indonesia untuk al-Quds dan Palestina (KPIQP) serta Institut Indonesia. Andy menuturkan, hingga saat ini Pemerintah RI aktif menggalang dukungan internasional bagi terwujudnya kemerdekaan Palestina, baik secara bilateral maupun multirateral.

Dalam berbagai forum internasional pun, Indonesia selalu menyuarakan aspirasi kemerdekaan Palestina berdasarkan resolusi PBB.

Saat ini, sedikitnya ada dua tantangan besar yang dihadapi Bangsa Palestina. Pertama, mereka harus menyikapi proposal damai dengan Israel yang dibuat Presiden AS Donald Trump atau dikenal dengan sebutan The Deal of The Century (Kesepakatan Abad Ini). Sementara, yang kedua adalah masalah aneksasi wilayah Palestina oleh Israel di Tepi Barat.

“Indonesia sangat serius memandang kedua masalah ini. Bagi kita masalah ini harus ditempatkan dalam kerangka amanah konstitusi dengan mempertimbangkan poin-poin resolusi PBB,” ujar Andy.

Selain Dubes Andy, tampil sebagai pembicara Dr Sukamta (anggota Komisi I DPR RI), Dr Yon Machmudi (kepala Prodi Kajian Timur Tengah dan Islam, SKSG UI), dan Lili Nur Aulia (pengamat geopolitik dari Institut Indonesia).

Sukamta sependapat dengan Dubes Andy. Dia menekankan, dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina tidak sekadar amanat UUD 1945, melainkan juga peran kesejarahan Indonesia yang sukses menggalang Konperensi Asia Afrika (1955).

“Peran sejarah Indonesia mengilhami bangsa-bangsa yang terjajah agar tak lelah memperjuangkan kemerdekaan, semangat yang mungkin tidak dimiliki bangsa-bangsa Arab sekalipun. Kalau mereka menormalisasi hubungan dengan Israel, sementara Palestina belum merdeka, maka Indonesia sebaliknya: Palestina merdeka merupakan syarat untuk mewujudkan normalisasi dan perdamaian,” ujar Sukamta.

Pengaruh normalisasi hubungan UEA-Israel terhadap upaya kemerdekaan Palestina

Sementara, Sekretaris Eksekutif Institut Indonesia, M Lili Nur Aulia, menyebut apa yang terjadi di Timur Tengah saat ini secara tidak langsung akan berdampak terhadap proses kemerdekaan Palestina. Pasalnya, apa pun yang terjadi di kawasan Teluk akan bermuara pada isu Palestina dan Israel.

Hal terbaru yang menurut Lili akan berpengaruh itu adalah dibukanya hubungan diplomatik antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel. Lili menyinyalir, hubungan kerja sama UEA dengan zionis itu akan diikuti oleh negara-negara Arab lain.

Lili menyebut ada enam peran yang dapat dilakukan Bangsa Indonesia dalam menyikapi isu aktual di Timur Tengah yang akan berdampak pada proses kemerdekaan Palestina.

Pertama, Bangsa Indonesia perlu memperkuat jati diri berdasarkan Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika yang mendukung kemerdekaan dan melawan penjajahan. Kedua, mengikuti perkembangan geopolitik yang mempengaruhi persoalan Palestina. Ketiga, menyaring informasi yang benar dan menghindari importasi konflik ke negeri kita.

“Keempat, menyalurkan bantuan secara legal dan konstitusional. Kelima, bersikap proporsional dan keenam, membantu memberitakan masalah Palestina berdasar sudut pandang yang objektif,” ujarnya.

Lili menyebut kontribusi masyarakat sipil dan lembaga kemanusiaan Indonesia cukup signifikan dalam meringankan beban derita rakyat Palestina. Beberapa di antaranya seperti yang dilakukan Adara Relief International, Komite Nasional untuk Rakyat Indonesia (KNRP), ACT, PKPU Human Initiative, dan lain-lain. “Di samping bantuan Pemerintah Indonesia sendiri tentunya.”

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut