UEA Selamat dari Serangan Houthi berkat Rudal Patriot AS?
WASHINGTON DC, iNews.id – Pasukan AS mengerahkan rudal Patriot dari permukaan ke udara (surface-to-air) untuk menangkal serangan rudal balistik yang ditembakkan Houthi ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), akhir pekan lalu. Hal itu diungkapkan oleh seroang pejabat senior Gedung Putih, Senin (31/1/2022) kemarin.
Sebelumnya, UEA mengklaim telah mencegat dan menghancurkan rudal balistik yang diluncurkan kelompok Houthi di Yaman. UEA akhirnya juga berhasil menghancurkan situs peluncuran rudal milik kelompok pemberontak yang didukung Iran itu di Yaman Senin pagi waktu setempat.
Meskipun tidak ada kerusakan atau cedera yang dilaporkan dalam insiden tersebut, peristiwa ini adalah serangan ketiga yang dilancarkan Houthi terhadap UEA dalam dua minggu terakhir.
“Saya beri tahukan bahwa personel militer AS menanggapi ancaman rudal yang masuk ke UEA. Ini melibatkan penggunaan pencegat Patriot (di samping) upaya dari Angkatan Bersenjata UEA,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, saat konferensi pers.
“Kami bekerja cukup erat dengan mereka (UEA), dan kami sangat fokus untuk bekerja dengan mereka dan bertahan dari semua ancaman terhadap masyarakat dan wilayah mereka,” tuturnya.
Serangan terbaru oleh Houthi akhir pekan lalu bertepatan dengan kunjungan pertama presiden Israel ke UEA.
Pada 17 Januari, Houthi meluncurkan serangan mematikan menggunakan rudal jelajah dan balistik serta drone untuk menyasar ibu kota UEA, Abu Dhabi. Serangan itu menyebabkan kebakaran dan ledakan tiga kapal tanker minyak, di samping menewaskan tiga orang dan melukai enam lainnya.
Pada 24 Januari, Houthi kembali melancarkan serangan lainnya terhadap Abu Dhabi. Akan tetapi, otoritas UEA bersama dengan pasukan militer Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka berhasil mencegat dua rudal balistik Houthi tanpa harus kejatuhan korban.
UEA menjadi bagian dari Koalisi Militer Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi. Koalisi tersebut melakukan intervensi di Yaman pada 2015 untuk memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional.
Editor: Ahmad Islamy Jamil