Ukraina Dituduh Rekrut Milisi ISIS Jadi Tentara Bayaran untuk Lawan Rusia
MOSKOW, iNews.id – Rusia menuduh Ukraina terus merekrut tentara bayaran asing. Moskow bahkan menuding Kiev menggunakan jasa para pengungsi Afghanistan dan milisi ISIS untuk melawan pasukan Rusia.
“Untuk mengisi kembali Angkatan Bersenjata Ukraina yang semakin berkurang, rezim Kiev terus merekrut tentara bayaran asing,” ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, Rabu (8/6/2022), seperti dikutip kantor berita Sputnik.
Dia menuturkan, berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Pertahanan Rusia, ada lebih dari 6.500 tentara bayaran yang telah direkrut Ukraina di luar negeri. Mereka antara lain berasal dari Amerika Serikat, Inggris, Israel, Polandia, Kanada, dan Republik Ceko.
“Bahkan ada warga negara Brasil dan Korea Selatan. Pada awal Juni, jumlah tentara bayaran asing hampir setengahnya. Beberapa dari mereka meninggal (di pertempuran), beberapa orang lagi berubah pikiran, sebagian pulang ke tempat asalnya, dan beberapa orang lagu ditangkap,” ujar Zakharova.
Tak cukup sampai di situ, kata dia, Ukraina juga menjadi negara yng paling aktif merekrut para pengungsi Afghanistan serta pejuang ISIS yang masih bertahan di Suriah.
Menurut Zakharova, sejumlah perusahaan militer swasta AS dan Inggris juga terlibat dalam proses seleksi dan pengiriman tentara bayaran ke Ukraina.
Rusia mulai meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari, setelah Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR) meminta bantuan untuk membela diri dari provokasi pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.
Rusia mengklaim, tujuan dari operasi khusus itu adalah untuk demiliterisasi dan “denazifikasi” Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, operasi itu juga untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran “genosida” oleh rezim Kiev selama delapan tahun terakhir.
Editor: Ahmad Islamy Jamil