UMNO Tarik Dukungan, Pemerintahan PM Malaysia Muhyiddin Yassin dalam Gonjang Ganjing
KUALA LUMPUR, iNews.id - Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) sebagai pendukung Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin resmi menarik dukungan dan keluar dari koalisi Perikatan Nasional (PN), Kamis (8/7/2021).
Ini membuat pemerintahan Malaysia dalam kondisi gonjang ganjing, mengingat dukungan bagi Muhyiddin di parlemen menyusut. UMNO menyumbang dukungan terbanyak bagi Muhyiddin, meskipun berasal dari partai berbeda.
Bukan hanya keluar dari koalisi, UMNO juga mendesak Muhyiddin untuk mengundurkan diri.
Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, Muhyiddin gagal memenuhi permintaan partainya sebagaimana syarat dukungan. Permintaan itu adalah memelopori pemulihan ekonomi dan menangani pandemi Covid-19 secara efektif.
Menurut Zahid, perdana menteri baru harus segera dilantik untuk menangani wabah sampai pemilu tahun depan digelar.
“Pemerintahan ini jelas gagal memenuhi aspirasi rakyat,” kata Zahid, merujuk pada lockdown yang dinilai belum efektif, dikutip dari The Straits Times.
Dia menambahkan, beberapa kegagalan yang kentara adalah penyalahgunaan keadaan darurat yang dijadikan kepentingan politik. Dampaknya merugikan rakyat dan perekonomian negara.
Keputusan ini diambil justru setelah Muhyiddin menunjuk dua pemimpin senior UMNO untuk menduduki posisi wakil perdana menteri dan menteri senior untuk urusan luar negeri, yakni masing-masing Ismail Sabri Yakoob dan Hishammuddin Hussein
Lebih lanjut Zahid menegaskan, keluarnya UMNO dari koalisi pemerintahan bukan serta merta partai mengalihkan dukungan kepada pemimpin oposisi Anwar Ibrahim untuk menjadi perdana menteri baru.
Dia juga tidak akan mendukung pemerintahan yang dipimpin kelompok oposisi Pakatan Harapan (PH), yang sebelumnya memerintah Malaysia di bawah kendali Mahathir Mohamad.
Sementara itu anggota parlemen UMNO lainnya, Nazri Abdul Aziz, menolak keputusan Zahid. Dia menegaskan sebanyak 25 dari 38 total anggota parlemen dari UMNO akan terus mendukung Muhyiddin.
Meski demikian, jumlah dukungan itu tetap masih kurang untuk memperkuat posisi Muhyiddin. Koalisi PN kehilangan mayoritas dukungan meskipun sangat tipis.
Muhyiddin yang juga menjabat Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) menjadi perdana menteri pada Maret 2020 setelah membangun koalisi dengan UMNO serta partai-partai lain menyusul runtuhnya koalisi PH.
Editor: Anton Suhartono