Universitas Ini Bebaskan Uang Kuliah bagi Mahasiswa Berusia 100 Tahun

KYOTO, iNews.id - Institusi pendidikan tinggi di Jepang menghadapi masa sulit, yakni kekurangan mahasiswa. Hal ini sejalan dengan berkurangnya populasi usia muda di negara itu.

Kondisi ini setidaknya dihadapi Universitas Hanazono di Kyoto. Kampus ini dikenal dengan spesialisasinya di bidang humaniora atau sastra.

Baca Juga

Kepala Staf Pertahanan Inggris: Peluang Konflik dengan Rusia Sangat Kecil

Sejak beberapa tahun terakhir, Universitas Hanazono berjuang mendapat mahasiswa. Salah satu usaha kampus yakni dengan menawarkan beasiswa bebas biaya kuliah atau 'Beasiswa Kuliah 100 Tahun'. Beasiswa ini cukup unik, yakni besarannya disesuaikan dengan usia pemohon.

Mahasiswa berusia 20-29 tahun mendapat potongan 20 persen, 50-59 tahun mendapat 50 persen, dan 100 ke atas mendapat 100 persen alias bebas biaya kuliah, dikutip dari Kyodo, Rabu (12/9/2018).

Misalnya, jika usia pemohon 62 tahun, maka biaya kuliah untuk empat tahun yang seharusnya dibayar 3.184.000 yen atau sekitar Rp419 juta, cukup dibayar 60 persen saja yakni 1.273.000 yen.

Beasiswa ini hanya berlaku untuk program sarjana, tidak tersedia untuk pascasarjana.

Kabar ini sontak mendapat berbagai tanggapan dari warganet, umumnya menanggapi dengan sinis. Beberapa komentar menyebut apakah ada orang berusia 100 tahun yang ingin kuliah. Selain itu, orang mudalah yang lebih membutuhkan pendidikan ketimbang kalangan berusia lanjut. Seharusnya beasiswa untuk usai muda lebih besar ketimbang yang tua.

"Siapa mau berkuliah pada usia 100 tahun?" ungkap seorang warganet.

"Bagaimana bisa menjadikan anak-anak muda sebagai masa depan harapan bangsa dengan semua itu?" tulis warganet lain.

"Apakah kampus bertanggung jawab jika mahasiswa meninggal di sana?"

"Sebuah universitas yang tidak bisa berinvestasi dengan cara berharga untuk masa depan."

“Sungguh, apakah 20 persen untuk orang-orang di usia 20-an menjadi begitu buruk?”

Penerima beasiswa pertama akan memulai kelas pada musim semi tahun depan.

Editor: Anton Suhartono