Universitas Pakistan Ganti Valentine's Day Jadi 'Hari Saudari'
ISLAMABAD, iNews.id - Sebuah universitas di Pakistan tidak lagi merayakan Hari Valentine. Sebagai gantinya, mereka akan memperingati "Hari Saudari" pada 14 Februari.
Mereka juga mempertimbangkan membagikan penutup kepala dan selendang kepada para mahasiswi di hari tersebut.
Universitas Agrikultur Faisalabad (UAF), di Provinsi Punjab, menyatakan perubahan ini bertujuan mendorong budaya Timur dan tradisi Islam di kalangan pemuda.
"Di budaya kita, perempuan lebih diberdayakan dan mendapatkan kehormatan sebagai saudari, ibu, anak perempuan, dan istri," kata Zafar Iqbal, wakil rektor UAF, dikutip dari situs institusi tersebut.
"Kita melupakan budaya kita sendiri, dan budaya Barat mengakar di kehidupan masyarakat kita," lanjutnya.
Iqbal juga mencatat UAF sedang mempertimbangkan membagikan syal, selendang, dan gaun dengan lencana UAF untuk para mahasiswi.
Sementara itu, juru bicara UAF, Qamar Bukhari, mengatakan universitas tersebut sedang mencari sumbangan. Rencananya, mereka akan membagikan penutup kepala untuk setidaknya 1.000 dari 14.000 mahasiswinya.
"Penutup kepala ini akan dibagikan oleh petugas administrasi universitas, bukan mahasiswa laki-laki," tambahnya.
Dia menekankan, tujuan hal tersebut adalah memastikan perempuan dihormati.
Hari Valentine semakin populer di kalangan anak muda Pakistan. Banyak yang mengikuti tradisi Valentine seperti memberikan kartu, cokelat, dan hadiah untuk pasangan mereka.
Pakistan sendiri merupakan negara yang 97 persen penduduknya menganut agama Islam. Banyak warga tidak menyetujui Hari Valentine karena dianggap mengadopsi tradisi Barat.
Kendati demikian, banyak juga warga Pakistan yang memprotes insiatif UAF di media sosial.
Pada 2016, Presiden Pakistan Mamnoon Hussain berpidato di depan para pelajar tentang Hari Valentine.
Dia menyebut perayaan ini tidak patut dirayakan di negara tersebut. Dia juga mendorong pemuda untuk fokus belajar daripada merayakan Hari Valentine.
Qandeel Baloch, selebriti media sosial Pakistan, merespons dengan mengenakan pakaian terbuka dan mengunggah video memprotes pidato Presiden Hussain.
Baloch, yang foto selfie provokatifnya memecah-belah Pakistan, dibunuh saudara laki-lakinya pada Juli 2016.
Pada 2017, Pengadilan Tinggi Islamabad melarang perayaan Hari Valentine di tempat umum dan kantor pemerintah. Tahun lalu, badan regulasi media Pakistan memberi peringatan kepada TV dan stasiun radio agar tidak mempromosikan Hari Valentine.
Editor: Nathania Riris Michico