Usai Tangguhkan Perjanjian Nuklir dengan AS, Putin Kerahkan Rudal Satan 2 Tahun Ini
MOSKOW, iNews.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan negaranya akan mengembangkan kemampuan serangan nuklir. Di antara program itu, Rusia segera merealisasikan pengerahan rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat, meluncurkan rudal hipersonik, dan menambah kapal selam baru yang membawa senjaja-senjata pemusnah tersebut.
Dalam pidato memperingati Hari Pembela Tanah Air atau juga dikenal dengan Hari Tentara Merah, Kamis (23/2/2023), Putin mengangkat kembali kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman pada Perang Dunia II. Untuk mengembalikan kejayaan itu serta membela kedaulatan negara, kata Putin, Rusia harus memodernisasi angkatan bersenjata untuk menjamin kedaulatannya.
"Seperti sebelumnya, kita akan meningkatkan perhatian untuk memperkuat triad nuklir," kata Putin, merujuk pada rudal nuklir berbasis darat, laut, dan udara, dalam pidatonya, seperti dilaporkan kembali Reuters.
Putin menegaskan, rudal ICBM Sarmat yang berbasis silo akan dikerahkan tahun ini.
Selain itu, kata Putin, Rusia akan melanjutkan produksi massal rudal hipersonik berbasis udara Kinzhal dan memulai pasokan massal rudal hipersonik berbasis laut, Zirkon.
"Dengan diadopsinya proyek kapal selam bertenaga nuklir Borei-A 'Kaisar Alexander III' ke Angkatan Laut, senjata dan peralatan modern kekuatan nuklir strategis Angkatan Laut akan mencapai 100 persen," kata Putin.
Dia menambahkan, dalam beberapa tahun mendatang, tiga kapal penjelajah juga akan memperkuat kekuatan tempur AL.
Kaisar Alexander III diluncurkan pada akhir Desember 2022. Ini adalah kapal selam ketujuh kelas Borei-A yang masing-masing bisa membawa 16 rudal balistik.
"Tentara dan AL yang modern dan efisien adalah jaminan keamanan dan kedaulatan negara. Oleh karena itu, kita akan terus memberi perhatian utama untuk memperkuat kemampuan pertahanan," kata Putin.
Rudal berbahan bakar cair bernama RS-28 Sarmat atau dijuluki Satan 2 pertama kali diumumkan ke publik pada tahun 2018. Senjata mematikan tersebut seharusnya mulai dioperasikan tahun lalu.
Pernyataan ini disampaikan Putin 2 hari setelah menyampaikan pidato memperingati setahun operasi militer khusus ke Ukraina. Putin mengumumkan penangguhan kesepakatan kontrol senjata nuklir New START dengan Amerika Serikat (AS).
Dia juga menempatkan sistem strategis baru dalam posisi siaga tempur dan memperingatkan bahwa Rusia siap melanjutkan uji coba nuklir.
Laporan CNN mengungkap, Rusia menguji coba rudal Sarmat sebelum Presiden Joe Biden berkunjung ke Ukraina pada Senin lalu. Namun uji coba itu gagal.
Rudal Sarmat memiliki panjang 35 meter dan mampu menjangkau target sejauh 18.000 km. Kemampuannya adalah bisa membawa setidaknya 10 hulu ledak nuklir yang bisa dilepaskan secara terpisah.
Editor: Anton Suhartono