Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Sebut Amerika Negara Nuklir Nomor 1, Rusia Nomor 2 dan China Ke-3
Advertisement . Scroll to see content

Utusan China Pertanyakan Kedaulatan Ukraina, Sejumlah Negara Kecewa

Minggu, 23 April 2023 - 21:18:00 WIB
Utusan China Pertanyakan Kedaulatan Ukraina, Sejumlah Negara Kecewa
Duta Besar China, Lu Shaye. (Foto: Facebook)
Advertisement . Scroll to see content

PARIS, iNews.id - Prancis, Ukraina, dan negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia, dan Lituania mengungkapkan kekecewaannya kepada China. Pasalnya, Duta Besar China di Paris mempertanyakan kedaulatan negara-negara bekas Soviet seperti Ukraina.

Duta Besar China, Lu Shaye dalam sebuah wawancara yang disiarkan di televisi Prancis pada Jumat (21/4/2023) mengatakan, Krimea merupakan bagian dari Rusia dan bukan Ukraina. Krimea telah diberikan ke Ukraina oleh mantan pemimpin Soviet, Nikita Khrushchev.

"Negara-negara bekas Uni Soviet ini tidak memiliki status sebenarnya dalam hukum internasional karena tidak ada kesepakatan internasional untuk mewujudkan status kedaulatan mereka," tambah Shaye.

Pada Minggu (23/4/2023), Prancis menanggapi pernyataan tersebut menyatakan solidaritas penuh terhadap semua negara sekutu yang terkena dampak. Prancis menyebut mereka telah memperoleh kemerdekaan setelah puluhan tahun ditindas.

"Khususnya di Ukraina, itu diakui secara internasional di dalam perbatasan termasuk Krimea pada tahun 1991 oleh seluruh komunitas internasional, termasuk China," kata seorang juru bicara kementerian luar negeri.

Juru bicara itu juga menambahkan, China harus mengklarifikasi apakah komentar ini mencerminkan posisinya atau tidak.

Sebagai informasi, tiga negara Baltik dan Ukraina dulunya merupakan bagian dari Uni Soviet. Mereka pun bereaksi dengan cara yang sama seperti Prancis.

"Aneh mendengar versi absurd sejarah Krimea dari seorang perwakilan negara yang sangat teliti tentang sejarah seribu tahunnya," tulis Mykhailo Podolyak, seorang asisten presiden senior Ukraina, di Twitter.

Kementerian luar negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut