Vaksinasi Covid-19 Paspampres Berbuntut Panjang, Presiden Duterte Bela Pengawalnya
MANILA, iNews.id - Vaksinasi Covid-19 terhadap personel pasukan pengawal kepresidenan Filipina atau Presidential Security Group (PSG) berbuntut panjang. Vaksin yang digunakan merupakan produksi perusahaan farmasi China Sinopharm, didatangkan ke Filipina secara ilegal dan belum mendapatkan izin dari otoriotas kesehatan.
Meski demikian Presiden Rodrigo Duterte membela para pengawalnya dengan alasan mereka berhak mendapatkan vaksin Covid-19 lebih dulu karena risiko pekerjaan. Namun parlemen Filipina tetap melakukan penyelidikan.
Senat akan melanjutkan penyelidikan program vaksinasi tersebut. Selain anggota PSG, beberapa menteri diketahui juga sudah mendapatkan vaksin tersebut.
Para senator akan memintai keterangan pejabat PSG yang telah mendapatkan vaksin meski belum mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) itu.
Terpisah, FDA, Biro Penyelidikan Nasional, serta Bea Cukai juga menggelar penyelidikan bagaimana bisa vaksin yang belum masuk dalam program nasional bisa masuk ke Filipina, termasuk penggunaannya kepada personel PSG.
Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) seharusnya juga memulai penyelidikan inernal pada Selasa (5/1/2021), namun dibatalkan setelah Duterte dalam pidatonya memerintahkan komandan PSG, Jesus Durante III, untuk menghentikannya.
"Meskipun tidak secara langsung diarahkan ke AFP, kami membaca isyarat karena dia (Duterte) merupakan Panglima Angkatan Bersenjata," kata juru bicara militer, Edgard Arevalo, dikutip dari Philippine Daily Inquirer, Rabu (6/1/2021).
Di Filipina, PSG merupakan bagian dari angkatan bersenjata namun operasionalnya diawasi Istana Presiden.
Kasus ini bermula dari pengumuman yang disampaikan Duterte pada 26 Desember bahwa para pengawalnya sudah mendapatkan vaksin virus corona. Setelah itu FDA mengeluarkan pernyataan belum mengeluarkan izin penggunaan satu pun vaksin Covid-19 di Filipina.
Penyelidikan yang dilakukan Senat tampaknya membuat marah Duterte. Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Senin (4/1/2021) malam, dia memperingatkan anggota parlemen agar tidak memanggil PSG untuk dimintai keterangan karena itu bentuk penghinaan.
“Saya tidak akan mengizinkannya. Saya akan datang ke Kongres dan mencari mereka. Jika Anda melakukan itu, akan ada krisis kecil. Itu ada di tangan Anda. Saya siap untuk membela tentara saya,” kata Duterte.
Editor: Anton Suhartono