Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Malaysia Luncurkan Mobil Listrik Pertama Buatan Dalam Negeri Bulan Ini
Advertisement . Scroll to see content

Viral, Pria Malaysia Jalan Kaki 120 Km karena Khawatir Tularkan Virus Corona

Rabu, 08 April 2020 - 13:46:00 WIB
Viral, Pria Malaysia Jalan Kaki 120 Km karena Khawatir Tularkan Virus Corona
Alixson Mangundok (Foto: The Star)
Advertisement . Scroll to see content

KINABALU, iNews.id - Seorang pria di Malaysia menjadi pembicaraan warganet karena berjalan kaki sejauh 120 kilometer dari Kota Kinabalu menuju rumahnya di Kota Marudu.

Aksi nekat tersebut dilakoni pria bernama Alixson Mangundok (34) lantaran khawatir dirinya terinfeksi virus corona dan bisa menularkan kepada orang lain jika menggunakan transportasi umum atau dijemput keluarga.

Mangundok baru pulang dari Jepang, tempat dia bekerja, pada 25 Maret 2020.
Jarak 120 km itu ditempuh dengan berjalan kaki selama 3 hari ditemani anjing yang diadopsi di perjalanan.

“Setelah tiba di Bandara Internasional Kota Kinabalu, saya diperiksa dan meskipun petugas kesehatan mengatakan saya baik-baik saja dan tidak menunjukkan gejala virus, saya masih diminta pergi ke Rumah Sakit Queen Elizabeth untuk menjalani pemeriksaan menyeluruh,” katanya, dikutip dari The Star, Rabu (8/4/2020).

Setelah pemeriksaan sampel di rumah sakit, dokter memberi tahu bahwa dia bisa menjalani karantina mandiri di rumah, tidak harus mendatangi pusat karantina milik pemerintah, sambil menunggu hasil tes Covid-19.

Sebelumnya, kerabat menjemput Mangundok ke Kota Kinabalu untuk membawanya pulang, namun tidak bisa sehingga hanya membawa dua tas besar.

Mangundok pun diperbolehkan pulang, namun dia harus tetap menjalani karantina mandiri di rumah.

"Untuk menghindari risiko bagi siapa pun, saya memutuskan berjalan kaki ke Kota Marudu karena saya terbiasa berjalan kaki berkilo-kilometer jauhnya dengan berburu dan bertani, " tuturnya.

Sebelum memulai perjalanan, Mangundok makan siang dan membeli dua botol air mineral di rumah sakit.

Anjing itu ditemukannya di jalan saat dia melintasi kompleks makam. Entah mengapa, anjing itu lalu ikut dengannya dan diberi nama Hachiko, merujuk pada anjing dari Jepang yang setiap kepada majikannya meski sudah meninggal.

"Saya kira anjing itu hanya mengikuti saya setengah jalan, tapi dia tetap bersama di sepanjang perjalanan. Itulah sebabnya saya memutuskan untuk mengadopsi Hachiko," kata Mangundok.

Sepanjang jalan, mereka beristirahat di halte bus dan menghadapi hujan dan cuaca panas, serta berjalan naik turun bukit.

"Di setiap perjalanan jalan, polisi dan pasukan keamanan menanyakan ke mana saya akan pergi. Ketika saya beri tahu sedang menuju Kota Marudu, mereka tidak yakin, tapi akhirnya saya meyakinkan mereka bahwa saya tidak bercanda," tuturnya.

Untuk meyakinkan petugas, Mangundok menunjukkan paspor dan surat-surat dari rumah sakit sebagai bukti.

"Mereka juga menawarkan bntuan saya naik kendaraan tapi saya menolak karena saya membawa anjing dan saya tidak ingin membuat risiko kesehatan bagi siapa pun," katanya.

Singkat cerita, setelah mengedakti kampung halaman Mangundok meminta keluarga untuk mengirim mobil sehingga dia bisa membawa serta Hachiko.

Setibanya di Kota Marudu, Mangundok menjalani karantina mandiri di pondok sewaan sambil tetap memeriksakan kesehatan.

Dia mengatakan pemeriksaan pertama pada 7 April menunjukkan hasil memuasakan. Namun dia masih menunggu hasil tes kedua untuk lebih memastikan.

"Saya tidak akan istirahat dan tidak akan bertemu keluarga sampai rumah sakit memberi saya konfirmasi bahwa saya bebas dari virus ini. Untuk saat ini, Hachiko dan saya menghabiskan waktu bersama di pondok," kata Mangundok.

Ayah dua anak itu memiliki pengalaman kerja di luar negeri yang lama, seperti Singapura, Aljazair, Australia, dan Korea Selatan. Dia meninggalkan Malaysia sejak berusia 18 tahun.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut