Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pria Ini Dipecat dari Pekerjaan gara-gara Sering Izin ke Toilet
Advertisement . Scroll to see content

Wabah Virus Nipah Berisiko Jadi Pandemi Besar Berikutnya, Tingkat Kematian 75 Persen

Minggu, 31 Januari 2021 - 06:57:00 WIB
Wabah Virus Nipah Berisiko Jadi Pandemi Besar Berikutnya, Tingkat Kematian 75 Persen
Petugas kesehatan dengan APD lengkap menangani jenazah pasien virus nipah di Kerala, India. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

DUBAI, iNews.id – Laporan lembaga Belanda, Access to Medicine Foundation mengungkapkan, wabah virus nipah di China berpotensi menjadi risiko pandemi besar berikutnya. Virus itu memiliki tingkat kematian hingga 75 persen.

Sementara, berbagai perusahaan farmasi raksasa tampaknya belum siap mengembangkan riset untuk menghadapi wabah itu, karena saat ini mereka tengah memfokuskan perhatian pada Covid-19.

“Virus nipah adalah penyakit menular lain yang muncul dan menimbulkan kekhawatiran besar. (Wabah) nipah bisa meledak kapan saja. Pandemi berikutnya bisa jadi infeksi yang resistan terhadap obat,” ungkap laman The Guardian, mengutip Direktur Eksekutif Access to Medicine Foundation, Jayasree K Iyer, akhir pekan ini

Virus nipah terbilang langka dan disebarkan oleh kelelawar buah. Virus itu dapat menyebabkan gejala mirip flu dan kerusakan otak. Virus itu juga dapat menyebabkan ensefalitis atau radang otak, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Perawatan yang biasa dilakukan terhadap pasien virus nipah adalah perawatan suportif.

Wabah virus nipah di negara bagian selatan India, Kerala, pada 2018 merenggut 17 nyawa. Pada saat itu, negara-negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk sementara melarang impor buah dan sayuran beku dan olahan dari Kerala sebagai akibat dari wabah di sana.

Pada saat itu, para pejabat kesehatan percaya bahwa wabah Nipah di Bangladesh dan India mungkin terkait dengan minuman jus kurma.

Laporan Access to Medicine Index 2021 melihat upaya dari 20 perusahaan farmasi terkemuka di dunia untuk membuat obat, vaksin, dan diagnostik kini lebih mudah diakses. Ditemukan bahwa penelitian dan pengembangan untuk Covid-19 telah meningkat dalam setahun terakhir. Akan tetapi, risiko pandemi lainnya sejauh ini belum tertangani.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut