Waduh, Jurnalis Diminta Keluar dari Lokasi Banjir Kota Derna Libya
RABAT, iNews.id - Jurnalis yang meliput banjir bandang diperintahkan keluar dari Kota Derna, Libya. Perintah dikeluarkan setelah kota yang porak-poranda akibat banjir itu dilanda unjuk rasa pada Senin kemarin.
Warga turun ke jalan dan membakar rumah wali kota sebagai bentuk kemarahan atas kegagalan pihak berwenang melindungi kota dan warganya dari banjir dahsyat pada Selasa pekan lalu.
Stasiun televisi Saudi Al Hurra melaporkan, pihak berwenang meminta semua jurnalis untuk meninggalkan Derna sesegera mungkin. Seorang koresponden Al Jazeera juga mengaku telah diminta pergi.
Hichem Abu Chkiouat, pejabat wilayah setempat, membantah perintah tersebut terkait dengan unjuk rasa.
“Ini merupakan upaya untuk menciptakan kondisi lebih baik bagi tim penyelamat untuk melakukan tugas dengan lebih lancar dan efektif,” katanya.
Banyaknya jurnalis, kata dia, menjadi hambatan bagi tim penyelamat.
Dia juga membantah wartawan harus sepenuhnya meninggalkan Kota Derna, melainkan lokasi-lokasi tertentu yang bisa menghambat operasi penyelamatan.
Para demonstran memadati alun-alun di depan Masjid Sahaba sambil meneriakkan slogan-slogan. Beberapa di antaranya mengibarkan bendera dari atas atap masjid. Kemudian pada malam hari, massa membakar rumah Wali Kota Abdulmenam Al Ghaithi.
Jaringan komunikasi di Derna mati pada Selasa pagi, padahal saat banjir menerjang tak ada masalah.
Sejauh ini 11.300 orang tewas dan lebih dari 10.000 masih dinyatakan hilang. Dua bendungan jebol dan airnya menerjang kota padat penduduk setelah Badai Daniel menerjang.
Editor: Anton Suhartono