Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia, China, dan Amerika Berlomba Pergi ke Bulan, Apa yang Dicari?
Advertisement . Scroll to see content

Waduh... PM Inggris Boris Johnson Ingin Pasok Senjata Lebih Mematikan ke Ukraina

Rabu, 30 Maret 2022 - 19:21:00 WIB
Waduh... PM Inggris Boris Johnson Ingin Pasok Senjata Lebih Mematikan ke Ukraina
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengungkapkan keinginannya untuk memasok Ukraina dengan senjata lebih mematikan. Keinginan itu muncul karena dia memperkirakan pasukan Rusia bakal mengintensifkan serangannya di tengah operasi militer Moskow di Ukraina.

Surat kabar Times pada Rabu (30/3/2022) melaporkan, Johnson tidak menjelaskan secara perinci jenis senjata apa yang mungkin dipasok London ke Kiev. Akan tetapi, seorang sumber di lingkaran Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, Ukraina membutuhkan senjata api jarak jauh, termasuk artileri berat. 

Namun, para anak buah Johnson di jajaran Pemerintah Inggris justru khawatir bahwa pasokan militer semacam itu dapat mengakibatkan eskalasi krisis Ukraina.

Menurut Times, ada kemungkinan pengiriman senjata dari Inggris itu juga mencakup senjata artileri self-propelled AS-90. Akan tetapi, sumber tersebut percaya bahwa sistem tersebut sudah ketinggalan zaman. Semenara pada saat yang sama, sistem yang lebih besar akan menyiratkan kebutuhan untuk melatih prajurit Ukraina di negara-negara tetangga.

Pada Selasa (29/3/2022) kemarin, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyebut pasokan senjata mematikan ke Ukraina oleh negara-negara Barat sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab. Menurut dia, distribusi yang tidak terkendali dapat menimbulkan ancaman bagi negara-negara Eropa. 

Kepala Direktorat Operasi Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Sergey Rudskoy mengatakan, pasokan senjata tambahan ke Ukraina tidak akan memengaruhi hasil operasi Rusia di sana. Akan tetapi, langkah semacam itu akan meningkatkan korban di kalangan penduduk sipil.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan tentaranya untuk menyerang Ukraina sejak 24 Februari lalu. Dia menyebut  serangan ke negara tetangga itu sebagai operasi militer khusus untuk mendemiliterisasi dan “mendenazifikasi” Ukraina.

Operasi militer itu dilakukan Putin setelah Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) meminta bantuan Moskow untuk mempertahankan diri melawan pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.

Ukraina telah meminta negara-negara Barat untuk memasok lebih banyak senjata, termasuk sistem pertahanan udara dan antirudal, pesawat tempur, mortir, dan senjata otomatis.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut