Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Disebut Tak Tahu Terima Kasih oleh Trump, Jawaban Zelensky Mengejutkan
Advertisement . Scroll to see content

Waduh, Senjata Bantuan Barat untuk Ukraina termasuk Peluncur Roket Dijual ke Pasar Gelap

Kamis, 27 Oktober 2022 - 14:08:00 WIB
Waduh, Senjata Bantuan Barat untuk Ukraina termasuk Peluncur Roket Dijual ke Pasar Gelap
Vladimir Putin memperingatkan senjata-senjata berar bantuan negara Barat untuk Ukraina berakhir di pasar gelap (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut senjata bantuan negara Barat untuk Ukraina sudah masuk pasar gelap. Senjata-senjata itu dikhawatirkan jatuh ke tangan penjahat, bahkan teroris.

Pernyataan itu disampaikan Putin saat bertemu kepala badan keamanan dan layanan khusus negara-negara persemakmuran atau pecahanan Uni Soviet (CIS), Rabu (26/10/2022).

Dia mendesak kepada peserta untuk meningkatkan kerja sama guna mengatasi dampak penggunaan senjata-senjata tersebut oleh kelompok teroris. Putin menegaskan kondisi ini menjadi tantangan serius.

Kelompok kriminal lintas batas, lanjut Putin, terlibat dalam penyelundupan senjata dari Ukraina ke wilayah lain. Senjata yang disebutnya bukan jenis kecil, melainkan sistem peluncur roket berpresisi tinggi. 

“Ada risiko berkelanjutan para penjahat mendapatkan senjata lebih kuat, termasuk sistem pertahanan udara portabel dan senjata presisi,” kata Putin, dikutip dari RT.

Sebelumnya Duta Besar (Dubes) Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia memperingatkan pejabat Ukraina sudah membuka jalan untuk mengirim senjata yang dipasok negara Barat ke pasar gelap global.

Pejabat tinggi militer negara Barat menegaskan hampir tidak mungkin untuk melacak ke mana saja senjata seharga miliaran dolar AS itu berakhir. 

Hal senada disampaikan pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) Sean O'Donnell yang mengatakan sulit untuk melacak senjata-senjata itu karena Ukraina masih menggunakan cara analog untuk mendeteksinya.

CBS News melaporkan, sekitar 70 persen senjata yang dipasok ke Ukraina tidak sampai ke garis depan karena harus melewati jaringan kekuasaan, oligarki, serta pemain politik.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut