Wah! Netanyahu Libatkan Mossad Cegah Kerusuhan Suporter Israel di Luar Negeri
Warga Amsterdam yang juga aktivis pro-Palestina, Mo Kotesh, mengatakan kepada Al Jazeera suporter Israel menyerang orang-orang di jalanan, properti, serta pengemudi taksi keturunan Arab. Massa juga menurunkan bendera Palestina.
Kotesh mengatakan, demonstran juga berada di dekat Dam Square, pusat Kota Amsterdam untuk berunjuk rasa, seperti diinstruksikan oleh pemerintah kota.
Dia juga melihat bentrokan tak hanya terjadi dengan demonstran, namun juga penduduk setempat yang berusaha mencegah aksi kekerasan terhadap properti mereka.
Para suporter, lanjut dia, meneriakkan lagu-lagu yang menghina orang Arab dan Gaza, salah satunya, "Tidak ada sekolah di Gaza karena tidak ada lagi anak-anak yang tersisa."
Pengamat politik Israel Ori Goldberg mengatakan kepada Al Jazeera, insiden tersebut menunjukkan bahwa narasi Israel telah menguasai Eropa.
"Fakta bahwa suporter Israel melakukan kerusuhan di Kota Amsterdam, menyanyikan lagu-lagu rasis dan memanjat tembok rumah untuk mencopot bendera Palestina adalah bagian dari kondisi Israel saat ini," ujarnya.
Dalam pernyataan pada Jumat, Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) menyatakan sangat prihatin dengan kekerasan di Amsterdam, khususnya hasutan yang menyedihkan untuk melakukan kekerasan, rasisme anti-Palestina, dan Islamofobia oleh suporter Maccabi Tel Aviv.
PFA meminta mendesak FIFA dan UEFA untuk mengatasi normalisasi retorika genosida, rasis, dan Islamofobia di antara para pendukung sepak bola Israel dan untuk menerapkan langkah-langkah konkret untuk memerangi permusuhan.
Editor: Anton Suhartono