Warga Rusia Dianjurkan Berhubungan Seks saat Jam Istirahat di Tempat Kerja
Penurunan itu diperburuk oleh peningkatan penurunan populasi sebesar 18 persen, dengan 49.000 lebih kematian tercatat pada 2024 dibandingkan sebelumnya, yang mungkin disebabkan oleh konflik yang sedang berlangsung di Ukraina. Kremlin pun berupaya untuk meningkatkan angka kelahiran Rusia melalui serangkaian kebijakan.
Yang pertama yaitu mengadakan pemeriksaan kesuburan gratis. Lewat program ini, para perempuan di Moskow, berusia 18-40 tahun, dianjurkan menjalani penilaian kesuburan gratis untuk mengevaluasi potensi reproduksi mereka.
Selain itu, Anggota Parlemen Tatyana Butskaya mengusulkan rencana untuk menekan para pengusaha agar mendorong karyawan perempuan mereka memiliki anak. Rusia juga menawarkan insentif bagi pasangan yang memiliki anak. Wilayah Chelyabinsk menawarkan insentif belasan juta rupiah kepada siswi di bawah usia 24 tahun untuk kelahiran anak pertama mereka.
Pihak berwenang Rusia juga menerapkan pembatasan aborsi. Akses terhadap aborsi di seluruh negeri telah diblokir karena tokoh masyarakat dan tokoh gereja mengklaim tugas perempuan adalah melahirkan dan membesarkan anak. Pada saat yang sama, biaya perceraian telah dinaikkan untuk mencegah berpisahnya pasangan suami istri.
Politikus Rusia Anna Kuznetsova juga menuntut agar para perempuan mulai melahirkan di usia muda. "Kalian harus mulai melahirkan di usia 19-20 tahun. Saat itu, secara statistik, keluarga akan dapat memiliki tiga, empat, atau lebih anak," ujarnya.
Namun, para kritikus berpendapat kebijakan itu justru dapat melemahkan otonomi warga, khususnya bagi perempuan, dan dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan pada tatanan sosial Rusia.
Editor: Ahmad Islamy Jamil