WHO: Varian Omicron Memang Sangat Menular, tapi Tak Perlu Panik!

JENEWA, iNews.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid varian omicron memang sangat menular. Akan tetapi, masyarakat tak perlu panik akan hal itu.

Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan mengatakan, respons yang tepat dilakukan masyarakat dunia adalah selalu bersiap, berhati-hati, dan tidak panik setiap menghadapi varian baru virus corona.

Baca Juga

Anggota NATO Ini Minta Eropa Tidak Dipersenjatai Habis-habisan

“Seberapa khawatir? Kita harus siap dan hati-hati, tidak panik, karena kita berada dalam situasi yang berbeda dengan tahun lalu,” kata Swaminathan saat wawancara pada konferensi Reuters Next, Jumat (3/12/2021).

Dia menuturkan, kemunculan varian baru Covid-19 itu adalah sesuatu hal yang tidak diinginkan. Namun, dunia kini jauh lebih siap mengingat pengembangan vaksin yang telah berlangsung sejak awal pandemi.

Baca Juga

Waspada, Penularan Omicron 5 Kali Lebih Cepat dari Varian Delta

Varian omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada bulan lalu. Sampai hari ini, masih banyak informasi perinci yang belum diketahui tentang varian baru itu.

Per hari ini, strain Covid itu setidaknya telah masuk ke 24 negara. Sementara pada saat yang sama, beberapa kawasan Eropa masih bergulat dengan gelombang infeksi varian delta.

Baca Juga

Covid-19 Varian Omicron Masuki Asia Tenggara, 2 Negara Nyatakan Kasus Pertama 

“Kita perlu menunggu (hasil penelitian). Semoga (dampak varian omicron) lebih ringan. Tetapi masih terlalu dini untuk menyimpulkan tentang varian itu secara keseluruhan,” ujar Swaminathan.

Baca Juga

ECDC: Varian Omicron Bisa Jadi Kasus Infeksi Covid Dominan di Eropa

WHO telah mendesak negara-negara untuk meningkatkan kapasitas perawatan kesehatan dan memvaksinasi warga untuk memerangi lonjakan kasus Covid-19 yang didorong oleh varian omicron. 

“(Varian) delta menyumbang 99 persen infeksi di seluruh dunia. Varian (omicron) ini harus lebih menular untuk bersaing dan menjadi dominan di seluruh dunia. Itu mungkin, tetapi tidak mungkin untuk diprediksi,” kata Swaminathan lagi.

Editor: Ahmad Islamy Jamil