Wilayah Selatan Ukraina Segera Gelar Referendum untuk Tentukan Bergabung dengan Rusia
MOSKOW, iNews.id - Pejabat yang ditempatkan di Moskow mengatakan, wilayah selatan Ukraina akan memilih untuk bergabung dengan Rusia. Sebagian wilayah selatan Ukraina telah berada di bawah kendali Moskow.
Kepala Administrasi Pendudukan di Zaporizhzhia, Evgeny Balitsky pada Kamis (14/7/2022) mengatakan, pihaknya akan mengadakan referendum pada awal musim gugur tentang apakah akan menjadi bagian dari Rusia atau tidak.
Referendum ini akan menandai langkah lebih lanjut menuju 'Russifikasi' wilayah Ukraina yang telah direbut Moskow dengan paksa. Hal itu memaksa penduduk untuk mengajukan paspor Rusia.
"Mekanisme sedang dikerjakan. Referendum akan menentukan apa yang diinginkan penduduk wilayah Zaporizhzhia dan bagaimana mereka ingin hidup," katanya.
Kantor berita RIA Novosti mengutip pejabat lain mengatakan, waktu yang diharapkan adalah paruh pertama September.
Rusia mengatakan pihaknya terpaksa mengirim tentaranya ke Ukraina untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara itu. Argumen itu dibantah oleh Kiev dan Barat sebagai dalih untuk perampasan tanah secara ilegal.
Rusia dan kuasanya telah merebut sebagian besar wilayah Zaporizhzhia di sepanjang pantai selatan Ukraina. Tetapi militer Ukraina masih menguasai bagian utara termasuk kota Zaporizhzhia, pusat kota terbesar dan rumah bagi lebih dari setengah populasi sebelum perang di kawasan itu.
Zaporizhzhia terletak di luar daerah Donbass di Ukraina timur di mana Rusia mengatakan sedang berjuang untuk mendukung "republik rakyat" yang diproklamirkan sendiri dari Donetsk dan Luhansk. Keduanya memisahkan diri yang hanya diakui oleh Rusia, Suriah dan Korea Utara.
Proksi Rusia di Kherson, wilayah lain yang diduduki di utara Krimea, juga merencanakan referendum untuk bergabung dengan Rusia akhir tahun ini. Kremlin mengatakan, pemungutan suara adalah masalah pejabat regional dan belum mengomentari prospek entitas yang bergabung dengan Rusia.
Duta Besar Rusia untuk Inggris mengatakan pasukan Rusia tidak mungkin menarik diri dari petak tanah di pantai selatan Ukraina yang telah direbut pasukannya sejak invasi 24 Februari.
Editor: Umaya Khusniah