Wow, Berlian Pink Langka Ini Terjual Rp882 Miliar

HONG KONG, iNews.id - Berlian pink langka terjual 57,7 juta dolar AS atau sekitar Rp882 miliar dalam lelang di Hong Kong, Jumat (7/10/2022). Angka tersebut merupakan yang termahal kedua penjualan batu permata serupa dalam lelang.

Berlian bernama Williamson Pink Star 11,15 karat itu berpindah tangan kepada seorang pembeli yang identitasnya dirahasiakan, berasal dari Boca Raton, Florida, Amerika Serikat.

Baca Juga

Militer Rusia Klaim Rebut Kupiansk, Kota Penting di Ukraina Timur

Rumah Lelang Sotheby's mengungkapkan keterkejutannya dengan nilai tersebut karena dua kali lipat lebih dari perkiraan awal yakni 21 juta dolar AS. Berlian pink merupakan permata paling langka dan paling laris di pasar global. 

Menurut Sotheby's, Williamson Pink Star merupakan berlian pink terbesar kedua yang dijual dalam lelang. Rekor dunia untuk batu permata ini dipecahkan pada 2017. Saat itu berlian bernama CTF Pink Star terjual 71,2 juta dolar AS atau sekitar Rp1,08 triliun (kurs saat ini) dalam lelang juga di Hong Kong.

Baca Juga

7 Jam Termahal Sepanjang Sejarah, Ada yang Dihiasi 110 Karat Berlian Berwarna Langka

"Ini bukan hanya membuktikan permintaan yang besar untuk berlian berkualitas tinggi di Asia, tapi meningkatnya kesadaran akan berlian pink yang langka," kata Wenhao Yu, kepala perhiasan dan jam tangan Sotheby's Asia, dikutip dari AFP.

Tobias Kormind, direktur pelaksana perusahaan permata Inggris 77 Diamonds, mengatakan penjualan mengejutkan ini membuktikan berlian berkualitas tinggi masih dihargai dengan nilai yang tinggi di tengah goyahnya perekonomian dunia.

Baca Juga

Wow, Berlian Pink Ditemukan di Negara Ini dan Diyakini Terbesar dalam 300 Tahun 

"Aset keras seperti berlian kelas dunia memiliki sejarah kinerja yang bagus, bahkan di saat terjadi ketidakstabilan," katanya.

Nama Williamson Pink Star diambil dari dua berlian pink lainnya, yakni CTF Pink Star dan Williamson Stone. William Stone berkadar 23,6 karat merupakan hadiah pernikahan untuk Ratu Elizabeth II pada 1947.

Editor: Anton Suhartono