Yahya Sinwar Jadi Pemimpin Politik Hamas yang Baru, Ini Komentar Israel
GAZA, iNews.id - Israel dibuat terkejut dengan penunjukan Yahya Sinwar seagai kepala biro politik Hamas yang baru, menggantikan Ismail Haniyeh yang dibunuh pada 31 Juli lalu. Negara Yahudi itu menilai punya lebih banyak alasan untuk membunuh Sinwar dengan jabatan barunya tersebut.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz, mengatakan pengangkatan Sinwar semakin menambah alasan untuk membunuhnya. Sinwar merupakan salah satu dari tiga pejabat Hamas yang diincar Israel pasca-serangan 7 Oktober, selain Haniyeh dan Mohammed Deif, pemimpin Brigade Izzuddin Al Qassam.
Senada dengan Katz, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan, Sinwar akan bernasib sama seperti Deif. Israel sebelumnya mengklaim telah membunuh Deif dalam serangan pada pertengahan Juli lalu, meski Al Qassam tak mengonfirmasinya.
"Satu-satunya persiapan dan rencana yang dibuat Israel untuk Sinwar adalah nasib yang sama seperti Mohammed Deif," kata Hagari, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (7/8/2024).
Dalam lansekap politik Israel sebenarnya tidak ada perbedaan antara pemimpin militer dan politik Hamas. Keduanya tetap menjadi target pembunuhan.
Begitu perang di Gaza pecah pada 7 Oktober, Perdana Menteri Israel Netanyahu memerintahkan agar semua pemimpin Hamas, baik politik maupun militer, dibunuh.
Di sisi lain, penunjukan Sinwar akan memberi tekanan lebih dalam kepada Netanyahu, khususnya dari warga Israel yang kerabat mereka masih disandera di Gaza.
Mereka berdemonstrasi selama beberapa bulan, mendesak Netanyahu dan militer segera memulangkan para sandera. Mereka juga menuntut digelarnya pemilu segera.
Di saat yang sama, Israel harus menghadapi potensi serangan pembalasan Iran kapan saja terkait pembunuhan Haniyeh.
Editor: Anton Suhartono