Yaman Kehilangan Rp1.800 Triliun akibat Perang Saudara
ADEN, iNews.id – Produk domestik bruto (PDB) Yaman kehilangan 126 miliar dolar AS atau lebih dari Rp1.800 triliun selama tujuh tahun terakhir. Kerugian itu sebagai akibat dari konflik sipil yang sedang berlangsung di negara itu.
“Perang di Yaman, menurut sebuah studi yang disiapkan oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), menyebabkan penurunan produk domestik bruto sekitar 50 persen pada 2014-2019,” kata Menteri Perencanaan dan Kerja Sama Internasional Yaman, Waed Badheeb, seperti dikutip kantor berita Sputnik, Rabu (16/2/2022).
“Dan biaya peluang yang hilang dalam total PDB selama periode (2014-2019) ini diperkirakan sebesar sekitar 93 miliar dolar AS, dan pada 2020, tumbuh menjadi 126 miliar dolar AS,” ujar Badheeb.
Menurut dia, perang telah mengurangi sumber daya domestik Yaman dan memperburuk posisi keuangan pemerintah. Produksi dan ekspor minyak dan gas juga dihentikan, pendapatan dari operasi tersebut dikurangi hingga 80 persen.
Sementara itu, program investasi di negara itu juga dibekukan. Nilai tukar mata uang Yaman juga sudah sangat anjlok dibandingkan dengan 2014.
Badheeb mengatakan 24,1 juta orang di Yaman saat ini membutuhkan bantuan kemanusiaan. Sekitar 4 juta warga Yaman mengungsi dan dua juta menjadi pengungsi akibat perang. Pada saat yang sama, tingkat pengangguran di Yaman, menurut dia, telah melebihi 35 persen.
Perang saudara di Yaman telah berlangsung antara pendukung pemerintah yang diakui secara internasional dan pendukung gerakan Syiah Ansarallah alias Houthi. Kelompok pemberontak itu merebut kekuasaan di utara Yaman. Pada 2015, koalisi negara-negara Arab yang dipimpin Arab Saudi datang membantu Pemerintah Yaman.
Editor: Ahmad Islamy Jamil