Zelensky Tuduh Rusia Serang Ukraina Pakai Bom Fosfor
KIEV, iNews.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia menggunakan bom fosfor dalam serangan ke negaranya. Dalam pidato melalui video kepada anggota parlemen Estonia, Rabu (13/4/2022), Zelensky juga mengatakan Rusia menggunakan taktik teror terhadap warga sipil.
Namun dia tak menyertakan bukti soal tuduhannya itu. Penggunaan bom fosfor di Ukraina juga belum terverifikasi secara independen.
Pada kesempatan itu Zelensky tak lupa mengajak semua pihak untuk meningkatkan tekanan kepada Rusia. Berbagai cara baru juga perlu dicari untuk memaksa Rusia menghentikan serangan serta pengsuiran warganya.
Sanksi, tegas Zelensky, merupakan satu-satunya cara untuk memaksa Rusia mau berdamai.
Bom fosfor bisa membentuk tabir asap besar guna menutupi gerakan pasukan musuh. Namun bahan fosfor atau belerang yang digunakan bisa membakar kulit, daging, bahkan hingga ke tulang manusia. Menurut Konvensi Jenewa 1980, penggunaan fosfor putih dilarang untuk digunakan melawan warga sipil serta sasaran militer yang sah.
Sebelumnya Zelensky menyebut Rusia bisa menggunakan senjata kimia. Pernyataannya itu disampaikan menyusul adanya laporan pada Senin lalu soal kemungkinan penggunaan senjata kimia di Kota Mariupol. Namun Zelensky tak mengatakan senjata kimia sudah digunakan.
"Kami memperlakukan ini dengan sangat serius. Saya ingin mengingatkan kepada para pemimpin dunia bahwa kemungkinan penggunaan senjata kimia oleh militer Rusia telah dibahas. Pada saat itu, perlu untuk memberikan reaksi lebih keras dan lebih cepat terhadap agresi Rusia," kata Zelensky, dalam pesan video, Senin.
Dia juga menegaskan sudah waktunya untuk memberikan sanksi lebih keras yakni embargo minyak dan gas terhadap Rusia.
"Embargo minyak terhadap Rusia adalah keharusan. Setiap paket sanksi baru terhadap Rusia yang tidak mengincar minyak akan disambut Moskow dengan senyuman," tuturnya.
Sementara itu ajudan wali kota Mariupol, Petro Andryushchenko, mengatakan laporan penggunaan serangan senjata kimia belum terkonfirmasi.
Editor: Anton Suhartono