5 Fakta Mengejutkan Usai Serda Jhoni Tembak Mati Letkol CPM Dono
JAKARTA, iNews.id - Satuan Polisi Militer TNI AU (Satpomau) telah menahan anggotanya Sersan Dua (Serda) Jhoni Risdianto (JR) di Pangkalan TNI Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Pelaku penembakan yang menewaskan perwira TNI AD, Letkol CPM Dono Kuspriyanto pada Selasa (25/12/2018) malam itu telah berstatus tersangka.
"Sambil menunggu proses penyidikan, tersangka Serda JR sudah ditahan di tahanan Pangkalan TNI Lanud Halim Perdanakusuma untuk mendapatkan proses penyidikan oleh Satpomau," kata Kepala Subdinas Penerangan Umum (Kasubdispenum) TNI AU, Letkol (Sus) M Yuris.
Hal itu disampaikan saat melakukan konferensi pers bersama Kepala Penerangan Daerah Militer Jakarta Raya (Kapendam Jaya), Kolonel (Inf) Kristomei Sianturi dan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Mero Jaya, Kodam Jaya, Jakarta, Rabu (26/12/2018).
Kristomei mengatakan, Serda JR menjalani proses hukum sesuai dengan aturan militer yang berlaku. "Menyangkut tersangka militer, akan diproses sesuai KUHPM (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer) dan peradilan di mahkamah militer. Satpom (Satuan Polisi Militer) Lanud Halim Perdanakusuma akan melimpahkan (berkas perkara) ke penyidikan dan ke pengadilan militer," ujarnya.
Atas perbuatan yang disangkakan kepadanya, Serda Jhoni terancam pidana di atas 15 tahun penjara dan pemecatan dari kedinasan TNI AU. "Pembunuhan, Pasal 338 KUHPM, ancaman di atas 15 tahun dengan tambahan pecat,” ucap Kepala Subdinas Penerangan Umum (Kasubdispenum) TNI AU, Letkol (Sus) M Yuris, yang turut mendampingi Letkol Kristomei.
Berikut fakta-fakta yang dirangkum iNews.id terkait penembakan yang menewaskan Letkol CPM Dono Kuspriyanto:
1. Serda JR Mabuk
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Jaya, Kolonel Inf Kristomei Sianturi mengatakan terduga pelaku penembakan terhadap perwira TNI AD, Letkol Dono Kuspriyanto ditangkap dalam keadaan mabuk. "Kondisi terduga pelaku ditangkap dalam keadaan mabuk," katanya dalam keterangan persnya di Kodam Jaya, Jakarta, Rabu (26/12/2018).
Dia menjelaskan, saat ditangkap terduga pelaku dalam pengaruh minuman keras. Saat ini, dia mengaku, terduga pelaku menjalani pemeriksaan intensif di POM AU Lanud Halim Perdana Kusumah.
Hingga saat ini, dia menambahkan, pelaku atas nama JR masih dalam kondisi mabuk, sehingga tidak bisa dimintai keterangan. "Kalau pun dimintai keterangan pertanyaan apa jawabnya ke mana," ujarnya.
Kepala Subdinas Penerangan Umum (Kasubdispenum) TNI AU, Letkol (Sus) M Yuris, pihaknya juga tengah menelusuri kondisi Serda JR yang saat ditangkap dalam kondisi mabuk. Termasuk, lokasi atau tempat yang dijadikan Serda JR untuk mabuk. Selain itu, POM TNI juga menyelidiki terkait hal apa Serda JR mabuk.
"Sama siapa kan gitu, terus kenapa bisa seperti itu, dia melakukan tembakan itu," kata Yuris.
2. Surat Izin Senjata Keluar November 2018
Kepala Subdinas Penerangan Umum (Kasubdispenum) TNI AU, Letkol (Sus) M Yuris menuturkan, pelaku diketahui memegang izin untuk menggunakan senjata api.
"Sudah dilakukan pemeriksaan oleh Satpomau (Satuan Polisi Militer Angkatan Udara) Lanud Halim Perdanakusuma, Serda JR ini memiliki surat izin menggunakan senjata yang dikeluarkan pada November 2018 dan akan berlaku sampai November 2019," katanya.
Dia menjelaskan, untuk mendapatkan izin penggunaan senjata api, seorang prajurit harus mengikuti serangkaian tes. Salah satunya adalah tes psikologi.
"(Tes itu) sudah dijalani oleh Serda JR pada Mei 2018 dan hasilnya layak (memegang senjata)," ujar Yuris.
3. Serda JR Gunakan Senjata Dinas TNI AU
Kasubdispenum) TNI AU, Letkol (Sus) M Yuris mengungkapkan, senjata yang digunakan anggotanya Serda JR kala menghabisi nyawa Letkol CPM Dono Kuspriyanto adalah senjata dinas.
"Pistolnya sudah diketahui pistol dinas," katanya.
Saat ini, dia menjelaskan, pihaknya sedang melakukan penyidikan terkait senjata dinas tersebut kenapa bisa keluar dari satuan. Belum lagi, pelaku membawa senjata tersebut tidak dalam keadaan menggunakan pakaian dinas alias pakaian preman.
"Kenapa dibawa keluar, menggunakan pakaian preman? Nah itu sampai saat ini biarkan tim penyidik dari Pom AU untuk menyelidiki lebih lanjut," ujar Yuris.
4. Kriminal Murni
Pihak TNI memastikan kasus penembakan terhadap Letkol Dono Kuspriyanto adalah kriminal murni. Kepastian tersebut disampaikan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Jaya, Kolonel Inf Kristomei Sianturi.
"Ini kriminal murni," katanya dalam keterangan pers bersama dengan Kepala Sub Dinas Penerangan TNI AU (Kasubdispen AU) Letkol M Yuris dan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Kodam Jaya, Jakarta, Rabu (26/12/2018).
Hal yang sama juga disampaikan Yuris. "Ini adalah murni kriminal," ujarnya.
Dia menjelaskan, dari keterangan saksi-saksi tidak ada satu pun yang mengindikasikan kejadian penembakan tersebut direncanakan. Terkait hal itu, dia meminta kasus tersebut tidak dikaitkan dengan isu lainya.
"Kami sudah periksa percakapan di ponsel. Tidak ada satu pun pesan yang berhubungan dengan korban. Jadi dapat kami simpulkan antara pelaku dan tersangka tidak saling kenal," ujar Yuris.
5. Korban Teman Seangkatan KSAD
Letkol CPM Dono Kuspriyanto yang dimakamkan di Taman Bahagia Dreded Bondongan Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu siang, ternyata teman seangkatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa. Diketahui almarhum merupakan Akmil angkatan 1987 bersama dengan Andika Perkasa.
Tidak hanya itu, Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD (Puspomad) Mayjen TNI Rudi Yulianto juga merupakan teman seangkatan almarhum. Bahkan, Irjen TNI Letjen TNI Muhammad Herindra, Kabareskrim Polri Komjen Pol Arief Sulistyo dan Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto, juga rekan seangkatan almarhum Akmil angkatan 87.
Teman seangkatan Letkol CPM Dono terlihat menghadiri pemakaman. Sementara KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa tidak menghadiri karena sebelumnya telah melayat ke rumah duka kawasan Semplak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/12/2018).
Komandan Puspomad Mayjen TNI Rudi Yulianto saat membacakan sambutan terisak dan mencoba menahan tangisnya. Rudi mengatakan, upacara ini sebagai penghargaan pemerintah terhadap jasa Letkol Dono sepanjang hidupnya.
"Musibah ini sangat mengangetkan dan menjadi peringatan untuk kita semua," kata Rudi. Dia merasa sangat berduka karena Dono teman satu angkatan di Akmil 87.
Editor: Djibril Muhammad