Anies: Kota Miliki Ritme Kehidupan Dinamis, Selalu Berubah dan Berkembang
JAKARTA, iNews.id - Sistem dan pemimpin perkotaan dinilai berperan saat prediksi urbanisasi meningkat di seluruh dunia pada masa mendatang. Ada 60,4 persen populasi dunia yang akan tinggal di perkotaan pada 2030 mendatang dan 68 persen populasi dunia akan tinggal di kota pada 2050.
Pernyataan itu disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengikuti webinar forum internasional Climate Heroes, Jumat (1/10/2021).
"Dengan prediksi urbanisasi itu, peran kota akan penting bagi peradaban kita karena itu, peran sistem perkotaan dan pemimpin kota menjadi sangat penting, termasuk dalam menyikapi berbagai isu krusial lainnya terutama perubahan iklim," ujar Anies.
Sementara mengenai perubahan iklim, dia menyoroti kondisi yang menjadi tantangan kota-kota di dunia dan mengajak seluruh pihak bertanggung jawab dalam mengurangi emisi karbon yang menjadi penyebab perubahan iklim di dunia.
"Terutama ketika kota ditantang oleh tantangan besar seperti pandemi Covid-19 dan perubahan iklim. Peran pemerintah, komunitas internasional juga memberikan perhatian yang signifikan pada kota-kota," ucapnya.
Dia mengungkapkan, dalam kesepakatan global seperti Perjanjian Paris dan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, pemerintah kota diakui sebagai sekutu penting dalam mendorong masa depan yang lebih hijau, tangguh dan berkelanjutan.
"Kota itu juga bertanggung jawab untuk mengurangi emisi karbon global dengan melakukan tindakan di tingkat lokal," ucapnya.
Selain itu dia juga memastikan Jakarta akan berkontribusi dalam mengatasi dampak perubahan iklim, dengan enam isu potensial yang perlu disoroti oleh Jakarta saat pandemi Covid-19. Apalagi, kata dia Jakarta akan menjadi tuan rumah Urban20 pada 2022 yang akan membahas isu potensial di era pandemi Covid-19.
"Kota memiliki ritme kehidupan yang dinamis, selalu berubah, dan berkembang. Dalam pengukuhan Jakarta sebagai tuan rumah Urban20 berikutnya, saya menyoroti enam fenomena kota usai pandemi yang harus diwaspadai," katanya.
Menurutnya, fenomena itu, yakni perumahan produktif (terjangkau) masa depan industri properti, mobilitas berkelanjutan dan aksesibilitas inklusif terhadap mobilitas, kelangkaan pekerjaan dan masa depan pekerjaan, keterbatasan interaksi sosial, dan perhatian untuk peningkatan jumlah anak yatim akibat kematian orang tuanya karena Covid-19.
Editor: Kurnia Illahi