Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Megawati Minta Relawan Kesehatan PDIP Tak Pilih-Pilih saat Menolong Orang
Advertisement . Scroll to see content

Bicara di Webinar Partai Perindo, Sekjen PDIP: Negara Tidak Boleh Kalah dengan Gempuran Radikalisme dan Terorisme

Selasa, 23 November 2021 - 21:52:00 WIB
Bicara di Webinar Partai Perindo, Sekjen PDIP: Negara Tidak Boleh Kalah dengan Gempuran Radikalisme dan Terorisme
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut perubahan sistem politik di Indonesia yang sebelumnya otoriter menjadi demokrasi, menjadi pemicu dari munculnya intoleransi di tanah air. (Foto : Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut perubahan sistem politik di Indonesia yang sebelumnya otoriter menjadi demokrasi, menjadi pemicu dari munculnya intoleransi di tanah air. Hal ini disampaikan Hasto dalam webinar Partai Perindo yang bertajuk Tantangan, Radikalisme dan Konsolidasi Demokrasi.

“Kita tidak menutup mata bahwa proses reformasi yang terjadi melalui perubahan sistem politik Indonesia pada 1999, yang kemudian diperkenalkan sistem one man one vote one values, pada praktiknya mendorong berbagai ekspresi primordialisme kedaerahan termasuk dukungan politik atas dasar agama, suku memang terjadi,” kata Hasto secara virtual, Selasa (23/11/2021).

“Dan itu memang dilakukan sistem simbolik atas dasar kedekatan suku dan agama demi kepentingan elektoral,” katanya lagi.

Hasto melihat, dalam praktik demokrasi one man one vote one value (OPOVOV) sebagai demokrasi ala Barat ternyata mendorong dampak-dampak negatif berupa kapitalisasi kekuatan politik dengan konvergensi politik hukum kapital media, isu-isu primordialisme, bahkan terjadi konflik antara ideologi Pancasila dengan isu-isu transnasional.

“Dampak-dampak yang seharusnya bisa kita cegah untuk merancang kembali sistem politik kita dalam alam yang sangat liberal dengan alasan demokrasi berbagai bentuk intolernasi, radikalisme sepertinya diizinkan untuk tumbuh,” katanya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut