Bukan Sekadar Balapan, Formula E Ikut Ubah Masa Depan Jakarta dan Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Awal Februari 2022 lalu, para pekerja memulai pembangunan sebuah sirkuit untuk ajang olahraga otomotif. Sebelum itu, lahan sirkuit untuk Formula E ini hanyalah area parkir dan jalanan biasa di Ancol, Jakarta Utara.
Proyek pun dikerjakan selama 24 jam nonstop oleh 565 pekerja yang dibagi dalam tiga shift. Dalam waktu sekitar dua bulan saja, pengerjaan lintasan sirkuit berhasil diselesaikan.
Kini pembangunan tinggal memasuki tahap akhir seperti merampungkan fasilitas-fasilitas penunjang balapan. Jakarta E-Prix 2022 siap digelar sesuai jadwal yakni 4 Juni 2022.
“Secara teknis kita bisa menyelesaikan trek ini dalam kurun 2 bulan atau 54 hari. Saat ini yang terjadi di lapangan adalah penyelesaian tahap akhir,” kata Sigit Sanjaya dari Tim Infrastructure Jakarta E-Prix 2022, di Sirkuit Formula E, Ancol, Jakarta Utara, Selasa (17/5/2022).
Tidak ada satu pohon pun yang ditebang di lokasi pembangunan sirkuit. Pohon-pohon yang ada hanya dipindahkan ke area lain, menyesuaikan dengan layout sirkuit.
“Dulunya di daerah sini itu area parkir mobil, di situ banyak sekali pohon yang sampai saat ini pun tidak kita tebang, tapi kita pindahkan,” ujar Sigit.
Bukan sekadar balapan
Lewat sirkuit sepanjang 2,4 km, masa depan Jakarta dan Indonesia hendak diubah. Balap Formula E di Jakarta bukan sekadar ajang olahraga, melainkan juga untuk mendorong pengelolaan lingkungan yang lebih baik ke depan.
“It’s not just a race, it’s how we create a better future,” kata Nurlaela Jufry dari Tim Sustainability and Community Jakarta E-Prix 2022, di lokasi yang sama.

Ela, sapaan akrabnya, menyampaikan ada 4 pilar yang menjadi inti perhelatan Formula E. Empat pilar ditekankan untuk mendukung strategi keberlanjutan lingkungan lewat balapan mobil listrik ini.
Pertama, Formula E mengusung nilai keunggulan dari sisi lingkungan. Ajang ini menyelaraskan dengan kebijakan pengurangan emisi karbon dan kaitannya dengan perubahan iklim.
Pilar kedua adalah terkait kepemimpinan dan inovasi. Formula E menerapkan standar terbaik dari sisi keberlanjutan lingkungan dalam penyelenggaraan ajang olahraga, demi memperkuat kepemimpinan dan kredibilitas para mitra di negara tuan rumah.
Selanjutnya yang ketiga adalah pilar pembangunan sosial. Di kota-kota tuan rumah Formula E, ajang ini membentuk dan merangkul berbagai komunitas mulai dari komunitas kendaraan listrik, pencinta lingkungan dan sebagainya.
Pilar yang terakhir adalah penciptaan nilai lewat aktivitas berkelanjutan sesudah perhelatan balap. Lewat pilar ini, Formula E mengembangkan kampanye dan aktivitas yang berkesinambungan.
“Ada beberapa kegiatan termasuk partnership dengan lembaga-lembaga seperti UNICEF,” ujar Ela.
Net zero carbon
Formula E diklaim menjadi ajang olahraga pertama yang berkomitmen mencapai net zero carbon atau nol emisi karbon. Dengan kata lain, jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer dari perhelatan Formula E tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap bumi.
Kampanye sustainability Formula E juga terlihat dari komitmen transisi ke 100 persen energi terbarukan. Hal ini selaras dengan kebijakan pemerintah dalam percepatan penggunaan kendaraan listrik.
“Saat ini kami menggunakan 100 persen energi terbarukan untuk menjalankan mobil, kantor pusat, dan sebagian besar acara kami,” tulis laporan Sustainability at Formula E.
Berbagai upaya dilakukan Formula E Operations Ltd (FEO), sebagai perusahaan pemilik Formula E, untuk mengurangi emisi karbon. Contohnya, pengiriman mobil, logistik dan peralatan ke berbagai negara diupayakan menggunakan kargo kapal laut ketimbang pesawat.
Apabila pengiriman harus menggunakan transportasi darat, maka diupayakan kendaraan pengangkut tersebut menggunakan biofuels.
Perjalanan staf Formula E juga dilakukan secara ketat. Hanya staf-staf yang paling relevan saja yang diperkenankan bepergian ke lokasi perhelatan balapan atau kegiatan lain. “Jadi tidak semua staf Formula E itu melakukan perjalanan ke lokasi kegiatan yang berlangsung,” kata Ela.
Dari segi operasional balapan, sejak musim pertama hingga ketujuh, terdapat peningkatan-peningkatan yang mendukung pengurangan emisi karbon. Pada musim ke-7 tahun lalu, tercatat hanya 8 persen emisi karbon dari semua kegiatan operasi balapan.
Pandemi Covid-19 juga semakin mengurangi emisi karbon saat perhelatan balapan tahun lalu. Emisi dari konsumsi makanan dan minuman penonton misalnya yang hanya 2 persen.
Emisi dari mobilitas penonton pun tercatat cuma 1 persen saja. Apalagi penyelenggara Formula E sangat mendorong para penonton menggunakan kendaraan umum untuk menuju ke sirkuit. “Jadi pada saat eventnya kita arrange bus shuttle dan sebagainya untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi,” ucap Ela.
Sementara yang terkait dengan mobil balap dan baterainya, emisi yang dikeluarkan hanya 1 persen saja. Inovasi mobil balap Formula E dari musim ke musim memang terus berupaya memaksimalkan penggunaan teknologi bersih.
Mobil balap ramah lingkungan
Pada Kamis 28 April 2022, FEO meluncurkan standar kendaraan terbaru untuk mobil Formula E yang disebut dengan Gen3. Ini merupakan pengembangan dari mobil yang dipakai sebelumnya yakni Gen1 dan Gen2.
Gen3 disebut-sebut sebagai mobil balap paling efisien di dunia. Pengereman regeneratifnya bisa menyumbang 40 persen energi untuk mobil. Singkatnya, energi kinetik hasil pengereman bisa diubah menjadi energi listrik untuk mengisi ulang baterai mobil.
Sementara baterai yang dibuat dari bahan-bahan mineral yang dapat diperbarui, juga bisa didaur ulang jika masa pakainya habis.
Tak hanya itu, bodi mobil Gen3 juga dibuat dari bahan serat karbon hasil daur ulang. “Semua bagian serat karbon hasil sisa (mobil) bisa didaur ulang dengan proses inovatif untuk industri penerbangan dan kedirgantaraan untuk menjadi bahan serat baru,” seperti tertulis dalam laporan Sustainability at Formula E.
Percepatan kendaraan listrik
Pemerintah Indonesia hingga kini terus melakukan percepatan ekosistem kendaraan listrik. Perusahaan pembuat mobil listrik milik Elon Musk, Tesla, juga berminat melakukan investasi terkait ekosistem baterai mobil dan mobil listrik di Indonesia pada tahun ini.
"Tesla insya Allah akan masuk ke Indonesia. Dia (Tesla) akan masuk pada dua bagian investasi besar, pertama tentang ekosistem baterai mobil. Yang kedua adalah mobilnya (listrik)," kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Rabu (18/5/2022).

Usai kembali dari kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat, Bahlil mengaku mendapat banyak pertanyaan soal investasi Tesla. Apalagi setelah pertemuan Presiden Joko Widodo dengan CEO Tesla, Elon Musk.
Menurut Bahlil, Jokowi sendiri yang meminta agar Tesla dan perusahaan asal Taiwan, Foxconn, bisa masuk dan berinvestasi di Indonesia. Dia pun mendapat tugas untuk merayu Foxconn, sementara Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan diminta merayu Tesla.
"Alhamdulillah berkat tangan dingin dan intuisi Bapak Presiden, kemarin Tesla insya Allah akan masuk ke Indonesia," ucap Bahlil.
Perhatian pemerintah pusat terhadap ekosistem mobil listrik juga terlihat dari dukungan terhadap penyelenggaraan balap Formula E di Jakarta. Presiden Jokowi mengunjungi langsung sirkuit Formula E di Ancol beberapa waktu lalu.
Sambil ditemani dan disopiri langsung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Jokowi berkeliling melihat pembangunan sirkuit. Jokowi juga menyapa para pekerja sirkuit.
Usai berkeliling, Jokowi menyatakan lintasan atau trek sirkuit sudah siap menggelar balap mobil listrik internasional ini.
“Untuk trek balapannya sudah siap, kemudian yang dikejar tinggal paddock dan grandstand-nya,” kata Jokowi, Senin (25/4/2022).
Penyelenggaraan Formula E bertujuan mengampanyekan udara bersih termasuk di Jakarta. Perhelatan Formula E sejalan dengan program Pemprov DKI, Jakarta Langit Biru, yakni untuk mendukung terciptanya udara bersih di Jakarta.
Jakarta ditargetkan menjadi kota nol emisi pada 2050, dimulai dengan transportasi bebas emisi, berkelanjutan, dan sistem transportasi terintegrasi.
Data teknis sirkuit Formula E:
Pengerjaan trek: 2 bulan
Panjang trek: 2,4 km
Lebar rata-rata trek: 14 m
Jumlah tikungan: 18
Jembatan penyeberangan: 5
Tribun/grandstand: 9
Kecepatan maksimal: 280 km/jam
Toleransi kemiringan aspal: kurang dari 4 mm
Toleransi suhu aspal: 150 derajat Celsius
Editor: Reza Fajri