Cerita Adeng, Jauh-Jauh dari Cirebon demi Ikut Demo Ojol di Jakarta
JAKARTA, iNews.id - Demo ojol besar-besaran pada Selasa (20/2/2025) ternyata membawa Adeng, pengemudi ojol asal Cirebon, Jawa Barat datang ke Jakarta. Ia mengaku ingin menyampaikan aspirasinya.
Menariknya, berbeda dengan peserta aksi lain yang datang dengan jaket aplikator, dia justru menggunakan seragam Sekolah Dasar (SD).
Pakaian yang ia pakai ditunjukkan sebagai bentuk keprihatinan pendapatan yang diperoleh dari operator ojol. Beragam potongan dari aplikasi membuat penghasil pengemudi ojol makin menipis.
"Saya pake baju SD gini karena pendapat kita sendiri semakin hari semakin berkurang," ujar Adeng saat ditemui di lokasi aksi, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025).
Dia menuturkan, selain adanya potong dari aplikator sebesar 20-40 persen setiap menyelesaikan tugas pengantaran, ada juga potong Rp13.000 ketika pengemudi telah menyelesaikan 7 orderan.
"Aplikasi yang berbayar jadi kalau di Cirebon itu dapat 7 orderan penumpang, itu akan kena Rp13.000, kita yang bayar mereka (aplikator) bukan mereka yang bayar kita," ucapnya.
Mirisnya, ia menceritakan jika penghasilan bersih yang ia bawa ke rumah saat ini hanya sekitar Rp.50.000.
"Sekarang ini karena sudah berbagi aplikator ya, kalau dulu itu hanya 2G, Grab dan Gojek. Paling saya dapat Rp100.000 (penghasilan kotor), itu narik sama malam, kalau bersih ya paling Rp50.000," ujarnya.
Dengan aksi ini, dia berharap pemerintah mendesak aplikator agar biaya potong maksimal hanya sebesar 10 persen. Serta menghapus biaya tambahan ketika pengemudi menyelesaikan 7 orderan.
Editor: Puti Aini Yasmin