Ini Cara Prajurit Bekang TNI AD Rawat Ibu dan Bayi yang Positif Corona
JAKARTA, iNews.id - Prajurit Pembekalan dan Angkutan Angkatan Darat (Bekangad) mempunyai tantangan sendiri merawat pasien di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet. Tantangan tersebut yakni adanya pasien ibu dan bayinya berusia tujuh bulan yang terkonfirmasi positif virus Corona atau Covid-19.
Setiap 3 Jam, prajurit harus bolak-balik mengantar sebotol susu untuk bayi berinisial B di tower 7 Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat
Hal itu disampaikan Wakabekangdam Jaya, Letkol Cba Dian Bagas, yang mengatakan apa yang dilakukan anggotanya tersebut terlihat sederhana dan lumrah sebagaimana umumnya. Namun sangat berbeda saat di RS darurat Wisma Atlet.
"Situasi ini tentu berbeda, tatkala terjadi di Zona Merah (RSD) Wisma Atlet," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/5/2020).
"Sangat kompleks, seperti kondisi si bayi dan ibunya, ketepatan waktu atau mirip seperti kita di rumah ketika punya bayi lah," katanya lagi.
Selain itu, lanjut Dian Bagas, untuk keselamata prajurit yang mengantar di tower 7, APD harus dikenankan dan disterilisasi saat kembali dari lantai 29 dimana B dan Ibunya dirawat.
"Meski demikian, sebagai prajurit, kami senang dan bahagia ketika kemudian adik B bisa minum susu dipelukan Sang Ibu," kata Bagas.
Sementara itu, sang Ibu bayi, Siska Herlianti, dalam videonya mengutarakan rasa terima kasihnya kepada RSD Wisma Atlet Kemayoran dan para prajurit Bekang serta tenaga kesehatan yang telah membantu mereka.
"Terima kasih, karena telah merawat dan memberikan susu untuk mempercepat kesembuhan anak saya B, yang masih berusia 7 bulan," katanya.
Salah satu yang bertugas yakni Kapten Cba Umar, anggota Bekangdam Jaya yang tergabung dalam Kogasgabpad mengatakan bersama anggota lainnya, mereka juga bertugas untuk mengantar susu buat bayi B dan logisitik untuk pasien dan para tenaga medis lainnya.
"Setiap tiga Jam kami mengantarkan susu. Kasihan, selain tidak bisa minum ASI, susu pun harus dibuat dari wilayah yang steril, "ujar Umar.
Menurutnya, pengalaman pertama yang dialaminya ini, menjadi kebanggaan tersendiri baginya.
"Ini juga tugas kehormatan bagi kami, selain demi masa depan bayi B dan keluarganya, juga bagi para pasien lainnya. Pengabdian ini, merupakan tekad kami selaku prajurit dalam membantu rakyat dan bangsa Indonesia dalam mempercepat, situasi wabah Corona, khususnya di wilayah Jabotabek," ujar Umar.
Terkait dengan pengantaran susu, Umar menambahkan, tugas ini dilakukan bergiliran sesuai jadwal dan tentunya menggunakan APD.
"Kalau sudah mengenakan APD selama 8 jam, kita tidak diperbolehkan makan dan minum bahkan untuk buang air kecil pun di pampers, ini sudah SOP bagi para petugas yang naik dinas dan melayani pasien," ujar Umar.
Lebih lanjut Umar menyampaikan bahwa pada awalnya mereka bertiga hanya bertugas untuk mengawasi makanan yang disediakan katering, namun dengan adanya bayi B ini, mereka sukarela menjadi pengantar susu baginya.
"Per tiga jam kami bergiliran bertiga, setiap pengantaran minimal berangkat berdua. Seperti saat ini, saya kebetulan sedang off dan dua orang anggota sekarang yang bertugas. Kalau sebelumnya, kita tidak sempat istirahat," ujar Umar.
Terkait dengan tempat tinggal saat off, Umar menyatakan bahwa dia pulang ke rumah.
"Karena tidak ada tempat istirahat lain, saya pulang ke rumah dan alhamdulillah senang berkumpul dengan keluarga. Semoga adik B dan ibunya, termasuk saudara-saudara kita yang ada disini lekas sehat dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga," .katanya.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq