Inovasi Hijau, Pemkot Jaktim Bangun Septic Tank Komunal Salurkan Biogas ke Rumah Warga
“Program ini menyentuh kebutuhan dasar warga. Mereka tidak hanya mendapatkan sanitasi yang layak, tapi juga energi murah dari biogas. Rata-rata keluarga bisa menghemat Rp150.000–Rp200.000 per bulan dari pengeluaran gas elpiji. Itu berarti uang bisa dialihkan untuk kebutuhan lain seperti pendidikan dan gizi anak,” ucapnya.
Dari sisi kesehatan, Agung menilai program ini memberi dampak besar. Sistem septic tank tertutup mampu menekan pencemaran air tanah dan menurunkan risiko penyakit berbasis lingkungan seperti diare, tifus, dan infeksi kulit.
“Lingkungan jadi lebih bersih, air tanah lebih aman, dan udara pun tidak tercemar. Ini contoh nyata pembangunan yang menyehatkan rakyat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Agung menuturkan pembangunan septic tank komunal dan biogas tersebut tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pemkot Jaktim justru menggandeng sektor swasta, komunitas warga, dan lembaga sosial melalui skema tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan partisipasi masyarakat.
“Kolaborasi ini adalah kunci. Pemerintah mengoordinasi, swasta mendukung dengan pendanaan dan teknologi, warga terlibat dalam pengelolaan. Hasilnya, kota menjadi bersih tanpa harus menambah beban anggaran,” tegasnya.
Diketahui, Rusunami Bidara Cina merupakan salah satu wilayah di Jaktim yang perlu mendapat perhatian dikarenakan saluran pembuangan tidak dialirkan ke septic tank, melainkan melalui selokan yang berakhir di sungai Ciliwung.