Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Peduli Lingkungan, MNC Finance Serahkan Sampah Anorganik ke Yayasan Bumi Pertiwi Asri
Advertisement . Scroll to see content

Jakpro Utang Rp3,6 T ke Bank Dunia Bangun Tempat Pengelolaan Sampah

Kamis, 20 Desember 2018 - 14:48:00 WIB
Jakpro Utang Rp3,6 T ke Bank Dunia Bangun Tempat Pengelolaan Sampah
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan tempat pengelolaan sampah energi listrik atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara, Kamis (12/20/2018). (Foto: iNews.id/
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan baru saja melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pengelolaan sampah energi listrik atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara. ITF ini dibangun PT Jakarta Propertindo (Jakpro) bekerja sama dengan perusahaan asal Finlandia yakni Fortum Power.

Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto menyebutkan, nilai investasi pembangunan ITF sebesar US$250 juta atau sekitar Rp3,6 triliun. Dana tersebut berasal dari pinjaman Bank Dunia (World Bank).

Dia mengaku, dana yang diberikan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI terlalu sedikit untuk menjalankan proyek tersebut. Atas dasar itu, dia menambahkan, pihaknya mengajukan pinjaman ke Bank Dunia.

"Bila perlu nanti siapa tahu lembaga pembiayaan tersebut akan masuk dalam organisasi joint venture sebagai investor," kata Dwi di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Kamis (20/12/2018).

Terkait dengan pengembalian pinjaman, dia menjelaskan, pihaknya masih mempertimbangkan berbagai bentuk skema pengembalian. Dia mengatakan, kontrak kerja sama sudah ditandatangani kedua pihak saat World Bank Conference di Bali pada Oktober 2018.

"Jangka pengembaliannya selama masa konsesi gitu ya dan banyak skenario yang akan kita pikirkan," ujar Dwi.

Dia mengatakan, ITF yang dibangun di Sunter mampu mengonversikan sampah menjadi energi listrik menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. Teknologi tersebut, menurut dia, sudah terbukti di banyak negara Eropa dan Asia.

Tidak hanya itu, dia menambahkan, teknologi itu sudah memenuhi standar Uni Eropa yaitu European Union Directive 2010/75/EU.

Seperti yang diketahui, ITF mampu menghasilkan tenaga listrik sebesar 35 Megawatt setiap harinya. Berdasarkan keterangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, listrik yang dihasilkan ITF akan dijual untuk dikelola PLN.

Terkait dengan sistem pengelolaan ITF nantinya, Dwi menyebutkan, pengelolaannya terutama dalam hal biaya yang perlu dikeluarkan Pemprov untuk pengelolaan sampah, sedang dikaji konsultan internasional. Hasil tersebut nantinya diajukan dalam Raperda pada 2019 nanti.

ITF ditargetkan selesai dalam jangka waktu tiga tahun, akan tetapi Anies minta proyeksi tersebut dikaji kembali untuk lebih cepat rampung. Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu menargetkan proyek ITF bisa selesai dalam jangka waktu dua tahun enam bulan.

Namun, Anies juga menekankan bahwa percepatan pembangunan yang ditargetkan jangan sampai mengorbankan keamanan dan kualitas. "Jadi dua itu tetap dijaga. Nanti teman-teman di PT Jakpro dan Fortum me-review aspek-aspek apa saja yang bisa dikerjakan secara bersamaan sehingga hasilnya mempercepat masa pembangunan," kata Anies.

Setelah ITF selesai, Anies berharap tidak ada lagi masalah penimbunan sampah seperti yang terjadi di TPST Bantar Gebang. Selain itu, setiap sampah yang dihasilkan DKI Jakarta bisa terolah.

Editor: Djibril Muhammad

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut