Kasus Aktif Cacar Monyet di Jakarta 24 Orang, Tertular lewat Aktivitas Seksual
JAKARTA, iNews.id - Sebanyak 24 kasus aktif cacar monyet terjadi di DKI Jakarta. Seluruh pasien tertular lewat aktivitas seksual.
Data tersebut berdasarkan pemantauan per Rabu (1/11/2023) pukul 19.00 WIB. Seluruh pasien masih menjalani perawatan dan isolasi di rumah sakit (RS).
"Kasus positif aktif ada 24 orang, positivity rate PCR 29 persen, semua bergejala ringan, semua tertular dari kontak seksual, semua laki-laki usia 25-50 tahun," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, Selasa (2/11/2023).
Dia mengungkapkan, ada satu orang positif cacar monyet pada Agustus 2022, namun sudah dinyatakan sembuh.
"1 kasus 13 Oktober 2023, 1 kasus 19 Oktober 2023, 5 kasus 21 Oktober 2023, 3 kasus 24 Oktober 2023, 2 kasus 25 Oktober 2023, 2 kasus 26 Oktober 2023, 1 kasus 27 Oktober 2023, 1 kasus 28 Oktober 2023, 2 kasus 29 Oktober 2023, 3 kasus 30 Oktober 2023, 2 kasus 31 Oktober 2023, dan 1 kasus 1 November 2023," ujar Ngabila.
Menurutnya, jumlah suspek atau terduga bergejala kasus cacar monyet di Jakarta berjumlah 6 orang. Berdasarkan hasil pemeriksaan PCR, sebanyak 60 orang yang sebelumnya berstatus suspek dinyatakan negatif cacar monyet.
"Pada 1 November 2023 ada 6 orang terduga suspek cacar monyet," ungkapnya.
"Kemudian untuk KE Asimtomatis berjumlah 9 orang dan masyarakat yang diduga terpapar serta sudah menerima vaksinasi cacar monyet berjumlah 452 orang dari target 495 orang," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, seluruh pasien positif cacar monyet pada umumnya berjenis laki-laki berusia produktif antara 25-50 tahun. Hasil penelusuran Kementerian Kesehatan diketahui 6 pasien Monkeypox juga merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV), dan memiliki orientasi Biseksual.
Penderita cacar monyet memiliki faktor perilaku seks berisiko (homoseksual dan seks bebas) dengan ciri-ciri muncul lesi dan ruam kemerahan, serta diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan.
Penularan terjadi dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi.
Editor: Rizky Agustian