Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Polres Tangsel Pastikan Tak Ada Tanda Kekerasan di Tubuh Aurel
Advertisement . Scroll to see content

KPAI: Keluarga Cerita Aurel Dipukul Seniornya di Paskibra Tangsel

Sabtu, 03 Agustus 2019 - 10:13:00 WIB
KPAI: Keluarga Cerita Aurel Dipukul Seniornya di Paskibra Tangsel
Sejumlah tetangga melayat di rumah duka Aurellia Quratu Aini di Cipondoh, Tangerang, Jumat (2/8/2019). Polisi mendalami dugaan adanya penganiayaan oleh senior Paskibra Tangsel terhadap Aurel. (Foto: istimewa).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyesalkan peristiwa meninggalnya Aurellia Quratu Aini, calon anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Tangerang Selatan. Jika ditemukan indikasi kekerasan, polisi harus mengusut tuntas.

Komisioner KPAI Jasra Putra menuturkan, momen penting upacara dalam perayaan Hari Kemerdekaan dengan menugaskan Aurel tentu menjadi prestasi yang membanggakan dirinya, keluarga dan Tangerang Selatan. Dengan terpilih menjadi pasukan inti pengibar bendera, tentunya Aurel termasuk salah satu putri terbaik.

”Momen kemerdekaan, banyak anak anak dilibatkan dalam rangka mengisi kemerdekaan, disinilah nilai nilai kebangsaan, kepahlawanan. Yang menjadi bagian partisipasi anak seluas luasnya dalam mengisi kemerdekaan,” kata Jasra, melalui keterangan tertulis, dikutip Sabtu (3/8/2019).

Jasra melayat ke rumah duka Aurel di Taman Royal Cipondoh, Tangerang, Jumat (2/8/2019) seusai menerima kabar meninggalnya siswa SMA Al Azhar BSD tersebut. Kematian Aurel disinyalir tak biasa karena ada unsur kekerasan dalam pelatihan Paskibra tersebut.

Menurut Jasra, selain takziah, KPAI menggali informasi dari keluarga tentang peristiwa yang dianggap janggal itu. Dari situ lah diketahui adanya dugaan kekerasan yang dialami Aurel.

”Keluarga menyampaikan Aurel bercerita dipukul seniornya. (Aurel) meninggal hari Kamis 1 Agustus dan dikebumikan Jumat. Aurel adalah anak yang aktif dan ceria dan tidak pernah sakit,” ujarnya.

Menurut Jasra, peristiwa ini membawa keprihatinan mendalam bagi masyarakat. KPAI pun mendukung aparat hukum dan pihak terkait untuk melakukan penyelidikan atas peristiwa yang terjadi.

KPAI mengingatkan pentingnya pedoman Child Safe Guarding dari peristiwa ini, yaitu anak-anak harus dipastikan aman dalam situasi yang terkontrol. Caranya dengan menerapkan kode etik berkegiatan anak, seperti tgidak melakukan kekerasan fisik, tidak mempermalukan, dan tidak sendirian dengan anak di tempat sepi.

”KPAI menyampaikan belasungkawa sedalam dalamnya. Tentu ini pukulan bagi keluarga ananda yang membanggakan dan berprestasi,” ujarnya.

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut