Namun, bagi Elis dan Chairul, rumah ini memiliki nilai sentimental yang tak tergantikan. Rumah ini merupakan warisan keluarga yang telah dihuni sejak zaman buyut mereka. Oleh karena itu, mereka menolak tawaran untuk menjual rumah tersebut, bahkan ketika ditawari dengan harga lebih dari Rp2 miliar dan unit apartemen.
"Dahulunya kan ini masih masuk Kampung Kebon Melati, lalu dilakukan pengembangan dibuat apartemen. Semua warga udah pada pindah, tinggal itu doang yang masih bertahan meski sudah ditawar Rp2-3 miliar, tetap tidak mau," tutur pria yang tinggal di kawasan Dukuh Pinggir itu.
Alhasil, bangunan rumah Elis itu kini harus berdiri di tengah-tengah bangunan mewah dan menjulang tinggi di sekilingnya. Para penghuni apartemen sendiri tidak mempersoalkan tentang rumah Elis yang hingga kini masih berdiri itu, begitu juga dengan pihak pengelola apartemen.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku