MRT Jakarta Dinilai Masih Minim Penanda dan Informasi untuk Penumpang
Selain penandaan dan informasi, di dalam rangkaian kereta bernama Ratangga juga belum memiliki rak bagasi di dalam kabin kereta. Jika merujuk pada KRL (Kereta Rel Listrik) Jabodetabek, kata dia, terdapat rak bagasi, begitu juga MRT di Jepang.
“Memang MRT di Singapura tidak pakai rak bagasi. Ketika hal ini saya konfirmasi ke humas MRT Jakarta, space rak bagasi akan dipakai untuk iklan. Iklan boleh, tapi jangan mengurangi hak dan kenyamanan konsumen. YLKI menyarankan rak bagasi tetap ada, walau mungkin tidak secara full,” ujarnya.
Kendati demikian, YLKI mengapresiasi adanya pintu pembatas sebelum penumpang naik turun kereta. Pintu tersebut terbuka dan tertutup secara otomatis di semua ruang tunggu stasiun. Dari sisi keselamatan, pintu pembatas ini sangat penting untuk menghindari adanya kecelakaan penumpang yang tersenggol atau tertabrak MRT.
“Secara umum MRT Jakarta sudah bagus, baik infrastruktur stasiun, kabin kereta dan atau kualitas selama perjalanan, misalnya tidak berisik, dan kecepatan stabil. Kualitas pengereman juga nyaman. Kereta berhenti di stasiun selama 30 detik, dengan headway 5 menit,” tuturnya.
YLKI meminta manajemen MRT Jakarta segera melengkapi dengan penandaan yang lebih informatif karena moda ini harus menjadi sarana transformasi dalam bertransportasi, bukan hanya sekadar mengangkut penumpang secara massal.
Editor: Ahmad Islamy Jamil