TIM Gelar Pekan Sastra Betawi 5-8 Agustus 2019
Selain itu, sastra Betawi tidak hanya ditulis oleh penulis berdarah Betawi, tetapi juga penulis dari etnik lainnya yang memiliki keterkaitan dengan kota Jakarta.
“Sebut saja Aman Dt Madjoindo, sastrawan berdarah Minang yang melahirkan karya masterpiece, Si Doel Anak Betawi. Karya yang ditulis pada tahun 1936 seakan tak lekang ditelan zaman. Selain telah melahirkan film layar lebar. Si Doel Anak Betawi juga sudah menjadi inspirasi lahirnya sinetron fenomenal Si Doel Anak Sekolahan besutan Rano Karno,” katanya.
Saat ini, kata dia sastra Betawi seperti berjalan di tempat. Di era 1960-an hingga 2000-an dikenal nama Firman Muntaco dan SM Ardan, 10 tahun terakhir ini penggiat sastra Betawi hanya terdengar samar-samar.
Pekan Sastra Betawi dilaksanakan selama empat hari. Dalam acara itu menampilkan seminar stigma negatif orang Betawi dalam film dan lomba menulis cerpen Betawi. Kemudian, pertunjukan sastra lisan, workshop cerpen, pantun, skenario dan featur, Betawi bersastra, pembacaan puisi dan cerpen serta bazar kuliner Betawi.
Editor: Kurnia Illahi