Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Detik-Detik Polisi Bekuk Penculik dan Penyiksa Calon Pembeli Mobil di Tangsel
Advertisement . Scroll to see content

Uang Sekolah Rp4,6 Miliar Belum Dibayar, 1.100 Siswa SMK di Tangsel Tertunda Ikut Ujian

Sabtu, 12 Maret 2022 - 18:55:00 WIB
Uang Sekolah Rp4,6 Miliar Belum Dibayar, 1.100 Siswa SMK di Tangsel Tertunda Ikut Ujian
ilustrasi ujian soal. Ribuan siswa di Tangsel terancam tertunda ujian (Foto : Ist)
Advertisement . Scroll to see content

TANGSEL, iNews.id - Sebanyak 1.100 siswa SMK Nusantara, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menunggak pembayaran hingga total nilainya mencapai Rp4,6 miliar. Akibat tunggakan itu, mereka tak bisa  ikut ujian semester tepat waktu dan menundanya pada gelombang susulan. 

Tunggakan masing-masing siswa berbeda-beda, dari yang terkecil hingga ada yang mencapai Rp10 juta per siswa.

Kondisi itu membuat sejumlah orang tua murid mengeluh, mereka khawatir anaknya tertekan secara psikologis lantaran tak bisa mengikuti ujian semester seperti siswa lain yang tak menunggak.

Salah satu perwakilan orang tua murid berinisial PA, mengaku, sudah mencoba memberi penjelasan ke sekolah soal kebijakan mengikuti ujian. Namun pihak sekolah tetap mengharuskan adanya pembayaran uang tunggakan.

"Kasihan kan, namanya anak-anak takut mentalnya gimana gitu nggak bisa ujian bareng. Kita sudah beberapa kali coba bertemu pihak sekolah agar anak-anak tetap ikut ujian dulu, tapi ya nggak bisa. Jadi harus membayar uang tunggakan dulu," katanya, Sabtu (12/03/22).

Sekolah telah mengeluarkan surat yang meminta adanya pembayaran tunggakan tersebut. Adapun toleransi nilai tunggakan bisa diberikan kepada para siswa yang menunggak dengan kisaran Rp500.000 hingga Rp1 juta.

"Kita sebagai orang tua merasa anak kita didiskriminasi aja. Harusnya kan biarin aja ikut ujian semester dulu, nanti soal tunggakan kita komunikasikan seperti apa kemampuan orang tua, namanya juga pandemi begini kemampuan ekonomi orang pasti berbeda-beda kan," katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Sekolah SMK Nusantara, Rasudin, menjelaskan, bahwa tidak melarang siswa-siswa yang menunggak untuk mengikuti ujian semester. Hanya saja, waktunya yang dibedakan antara yang menunggak dengan yang tidak.

"Tidak benar ada siswa yang tidak boleh ikut ujian, yang ada hanya tertunda ke tahap kedua atau tahap selanjutnya," katanya.

Menurut dia, penundaan ujian semester memang disebabkan adanya kewajiban pembayaran uang sekolah yang belum disetor orang tua siswa. Namun begitu, pihak sekolah terus membuka komunikasi bersama guna mencari solusi.

"Untuk yang tertunda, orang tua harus melakukan usaha dan juga komunikasi dengan pihak sekolah untuk mencari solusi yang sama-sama bisa diterima pihak orang tua dan sekolah," katanya.

Rasudin juga membeberkan bahwa jumlah biaya tunggakan itu makin membengkak sejak awal pandemi melanda. Di mana awalnya tunggakan uang sekolah siswa mencapai Rp2,7 miliar.

"Sejak pandemi, dari Rp2,7 (miliar) menjadi Rp4,6," ucapnya.

Dia juga menyebutkan, tunggakan yang jumlahnya cukup besar itu memberi dampak atas berlangsungnya operasional sekolah serta terhambatnya pemberian gaji para guru.

"Yang bermasalah adalah operasional sekolah dan gaji guru terpaksa beberapa kali tidak bisa gajian maksimal," katanya.

Sementara, Dinas Pendidikan Provinsi Banten melalui Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) SMA Kota Tangsel, Suryadi, bakal turun tangan dan segera mengonfirmasi hal itu kepada pihak SMK Nusantara.

"Nanti kita panggil, kebijakannya seperti apa. Terkait hal itu, itukan kebijakan sekolah. Benar nggak nya kita konfirmasi ke sekolah. Kalau kita, tetap siswa itu diikutsertakan, cuma  nanti komitmennya orang tua dengan sekolah. Urusan bayaran kan urusan orang tua, bukan urusan siswa," kata dia.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut