Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Apel Srawung Agung, Kapolri Ajak Jajaran Kolaborasi dengan Warga Jaga Keteraturan Sosial
Advertisement . Scroll to see content

20 Tahun Jadi Penjaga Perlintasan Kereta, Sutikno Senang Kini Banyak yang Menghargainya

Kamis, 14 April 2022 - 12:21:00 WIB
20 Tahun Jadi Penjaga Perlintasan Kereta, Sutikno Senang Kini Banyak yang Menghargainya
Mulyadi (48), penjaga JPL 737 (dok. Dompet Dhuafa)
Advertisement . Scroll to see content

YOGYAKARTA, iNews.id - Jalur Perlintasan Langsung (JPL) kereta di Yogyakarta Nomor 737 KM 541 selalu saja ramai. Di bulan Ramadan, kepadatan para pelintas di sana bertambah tinggi. Apalagi jam-jam menjelang buka puasa. Siang itu, Selasa (5/44/2022), di depan pos penjagaan JPL 737, seorang laki-laki berdiri tegap melambaikan tangannya ke arah kereta yang sedang melintas. Badannya yang semula menghadap kepala kereta, berputar sedikit ke kiri menjadikannya kini menghadap bagian gerbong tengah kereta. 

"Tettttttt!" klakson kereta menderu dari sang masinis seraya mengucap terima kasih kepada Mulyadi (48), penjaga JPL 737 yang saat itu bertugas. Keseharian seperti ini telah dijalankan Sutikno selama 20 tahun. Mulyadi bersama rekan-rekan lainnya secara bergantian melakukan itu  setiap delapan. Di kawasan ini, memanglah selalu ramai orang menyeberang.

Menurut Sutikno, saat Ramadan memang semakin ramai orang menyeberang. Khususnya saat menjelang berbuka. "Saya yang paling lama di sini, sudah 20 tahun lebih mas. Kami kerja sesuai dengan jam kerja yaitu 8 jam, tapi gantian. Kan harus dijaga selama 24 jam. Kadang dapat bagian malam kadang siang. Sekarang seluruh petugas di sini sudah lulus sertifikasi menjadi penjaga pos pelintasan kereta," ujar pria 3 anak tersebut.

Sutikno menceritakan, banyak suka dan duka yang dirasakan selama 20  tahun bertugas menjaga palang lintasan kereta. Ia merasa kini jauh lebih baik dibanding 20 tahun lalu saat masa-masa dirinya mulai bekerja. Perhatian serta penghargaan dari KAI kepada penjaga pintu pelintasan kereta sudah sangat baik. Jika dulu dipandang sebelah mata, sekarang sebagai karyawan penjaga palang lintasan kereta memiliki hak dan kesejahteraan lebih baik.

Tugas Sutikno dan rekan-rekannya tidak berhenti sampai menutup palang pintu perlintasan kereta. Ia tetap harus mengontrol apakah ada kendaraan yang berada di bawah palang dan berpotensi terimpit palang. Setelah palang tertutup sempurna, ia tetap berdiri di luar pos untuk menyambut kedatangan kereta. Selain itu, ia berjaga untuk memastikan tidak ada kendaraan yang menerobos masuk palang pintu perlintasan kereta.

Hal yang ia sayangkan adalah ketika ada orang-orang yang masih saja bandel melintasi rel saat kereta  sudah mendekat. Saat itu ia merasa sangat jengkel. Kadang ia harus teriak-teriak bahkan lari untuk menghampiri orang-orang seperti ini. Meski saat itu beberapa orang menganggapnya galak, namun banyak orang justru mengapresiasi karena ketegasannya dalam melakukan tugas. 

"Suka kesal sama orang yang bendel. Sudah diperingati kereta mau lewat tapi masih saja nerobos. Tapi selalu tegas dan kadang saya harus teriak-teriak. Alhamdulillah selama saya jaga tidak ada kejadian yang serius. Tapi memang pernah ada yang kesenggol tapi tidak jauh, hanya kaget kemudian jatuh,” ceritanya. 

Ia kemudian menjelaskan, ketika ada orang yang bandel dan posisi orang itu lebih dari 100 meter, maka ia akan biarkan. “Karena sudah tidak mungkin dijangkau,” katanya.

“Paling saya teriakin saja. Kurang dari 100 meter, saya masih bisa lari kemudian saya tarik," imbuhnya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut