4 Aksi Prajurit Kopassus yang Melegenda, Nomor 3 Bawa Granat ke Musuh sambil Takbir
2. Achmad Kirang

Pada 31 Maret 1981, Kopassus yang saat itu masih bernama Kopassandha ditugaskan untuk melakukan operasi pembebasan sandera pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Don Muang, Thailand. Letnan Satu (Lettu) Infanteri Anumerta Achmad Kirang menjadi salah satu prajurit Kopassus yang ikut ambil bagian.
Saat itu, pesawat Garuda dibajak lima anggota Komando Jihad. Pesawat seharusnya mendarat di Medan, namun kelima pembajak membelokkan pesawat menuju Kolombo, Sri Lanka, sebelum akhirnya mendarat di Bangkok.
Para pembajak berhasil ditembak mati dalam operasi yang berlangsung hanya tiga menit tersebut. Sandera pun tidak ada yang terluka. Hanya saja, Achmad Kirang ditembak oleh salah seorang pembajak bernama Mahrizal. Dia juga sempat melukai perut bawah kirang.
Achmad dan Kapten Pilot Herman Rante tewas beberapa hari kemudian setelah mendapat dirawat. Kirang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional. Kopassus pun mendirikan monumen Achmad Kirang di Markas Sat-81 Gultor Cijantung untuk mengenang jasa Kirang.
3. Pratu Suparlan

Kisah heroik Pratu Suparlan dalam operasi militer di Timor Timur pada 9 Januari 1983 menjadi salah satu cerita yang melegenda. Dia bahkan dijuluki sebagai rambonya Indonesia.
Tentara gabungan Nanggala-LII Kopassandha, sebelum berganti nama menjadi Kopassus, saat itu berpatroli di KV 34-34/Kompleks Liasidi yang terkenal rawan. Mereka berpatroli di sarang pentolan pemberontak Fretilin, sayap militer terlatih Timor Timur, yang tidak segan menghabisi musuhnya.
Saat patroli berlangsung, sekitar 300 personel Fretilin yang bersenjata lengkap menyergap pasukan patroli TNI dari ketinggian. Serangan yang mendadak menyebabkan banyak prajurit TNI gugur. Komandan tim (dantim) lalu menginstruksikan prajurit yang masih tersisa melarikan diri melalui celah bukit.
Akan tetapi, Suparlan tetap maju untuk mengawal rekannya menyelamatkan diri. Dia menerjang pasukan Fretilin menggunakan senapan mesin rekannya yang gugur. Suparlan tetap berlari merangsek ke barisan Fretilin meski tubuhnya dikoyak banyak peluru, membalas tembakan musuh hingga amunisi senjatanya habis.
Bermodalkan pisau komando, dia berlari ke semak belukar. Sebanyak enam pasukan musuh berhasil dirobohkan dengan pisau itu. Tak kehabisan akal, Suparlan menggunakan sisa tenaganya untuk melompat ke kerumunan Fretilin.
Sebelum melompat, Suparlan menyiapkan dua granat yang pinnya telah dicabut. Dia pun mengumandangkan takbir dengan berteriak, "Allahu akbar!" saat melompat. Pasukan musuh pun gugur bersama prajurit pemberani tersebut.
Dalam peristiwa ini, tujuh prajurit Kopashanda gugur, termasuk Suparlan yang jasadnya ditemukan tak utuh. Sedangkan 83 pasukan Fretilin tercatat tewas. Pemerintah kemudian menganugerahkan penghargaan Bintang Sakti kepada Suparlan melalui Keppres Nomor 20/TK/TH.1987.