4 Senjata Tradisional Papua yang Mematikan, dari Belati Tulang Kasuari hingga Panah Racun
2. Busur dan Panah Beracun
Senjata khas Papua lainnya adalah busur dan panah. Ini bisa dibilang sebagai senjata paling populer dan diandalkan oleh masyarakat karena memiliki jangkauan relatif jauh.
Umumnya senjata ini dimanfaatkan untuk berburu hewan, namun juga masih diandalkan saat perang antarsuku atau pertahanan.
Bahan dasar untuk busur dan anak panah biasanya dari kayu. Sementara mata panahnya terbuat dari tulang kanguru yang sudah diruncingkan.
Untuk menambah kekuatan senjata ini, biasanya mata panah dibubuhi cairan racun dari getah tumbuhan hutan yang bertujuan agar cepat melumpuhkan hewan buruan. Racun yang digunakan untuk berburu tentunya tak membahayakan manusia.
Ada empat jenis anak panah yang dikenal, pertama untuk berburu burung yang biasanya berukuran lebih panjang, memiliki ujung tumpul, dan kepala bulu. Berikutnya anak panah untuk berburu hewan yang ukurannya sedang. Jenis kegiga, anak panah untuk berburu burung-burung kecil dan hewan menyusui. Terakhir, anak panah khusus untuk melumpuhkan babi.
Salah satu suku yang menjadikan busur dan panah sebagai senjata tradisional andalan adalah Suku Bauzi. Dalam jurnal Arkeologi Papua 'Tradisi Berburu Suku Bauzi di Mamberamo Raya', busur dibuat dari kayu nibung, bambu, dan kayu lain yang sudah tua.
Kayu itu dipotong dan dibelah sesuai ukuran yang dikehendaki. Dari sekian kayu yang digunakan, palem hitam merupakan bahan terbaik untuk membuat busur. Sementara itu, tali busur biasanya berasal dari rotan.