4.000 Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Terancam Kelaparan, Bantuan Sulit Didapat
FLORES TIMUR, iNews.id – Ribuan pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mengungsi di sejumlah lokasi terancam kelaparan. Penyebabnya, bantuan logistik dari Pemerintah Kabupaten Flores Timur semakin terbatas.
Akibatnya, para pengungsi kesulitan mendapatkan makanan dan lauk-pauk di tenda-tenda pengungsian.
Pantauan iNews di tenda pengungsian Desa Bokang, Kecamatan Titehena, para pengungsi mengeluhkan minimnya pasokan bahan makanan.
Seorang pengungsi dari Desa Hokeng Jaya, Agatah mengaku, terpaksa membeli beras sendiri karena sulit mendapatkan bantuan logistik dan lauk-pauk.
“Kami terpaksa masak sendiri dan membeli beras untuk makan bersama. Satu tenda dihuni 40 jiwa, sangat sulit bagi kami,” ujarnya, Minggu (22/6/2025).
Dia berharap Pemda Flores Timur segera memberikan bantuan tambahan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Hingga kini, sekitar 4.000 jiwa pengungsi masih bertahan di tiga tenda pengungsian yang berlokasi di Desa Bokang, Konga, dan Kobasoma, serta satu lokasi hunian sementara di Kecamatan Titehena. Para pengungsi ini mayoritas berasal dari desa-desa terdampak erupsi, seperti Hokeng Jaya, Klatanlo, dan Dulipali, yang berada di zona bahaya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur menyatakan, dapur umum masih beroperasi untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. Namun, distribusi logistik terkendala oleh keterbatasan personel.
Kementerian Sosial juga telah mendirikan dapur umum di delapan titik, termasuk di Desa Bokang, untuk melayani kebutuhan 4.954 jiwa pengungsi, dengan bantuan logistik senilai Rp5,3 miliar.
Status Gunung Lewotobi Laki-Laki saat ini berada pada Level IV (Awas). Masyarakat diimbau untuk menjauh dari radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan 6 kilometer di sektor barat daya-timur laut, serta tetap waspada terhadap potensi banjir lahar.
Editor: Kastolani Marzuki