5 Fakta Sejarah Kopassus, Pernah Bebaskan Sandera di Thailand
JAKARTA, iNews.id – Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan salah satu pasukan elite TNI Angkatan Darat yang memiliki sejarah panjang dan prestasi gemilang. Satuan ini dikenal dengan baret merah.
Kopassus lahir pada 1950 dan terus mengawal pertahanan di Indonesia. Salah satu faktanya, Kopassus juga pernah terlibat pembebasan sandera di Thailand.
Idjon Djanbi mempunyai nama asli Rokus Bernardus Visser. Dia merupakan warga negara Belanda dan mantan anggota Korp Speciale Troepen (KST). Setelah agresi militer Belanda, Visser keluar dari militer dan menjadi petani bunga di Lembang, Jawa Barat.
Di Indonesia, dia menjadi mualaf dan mengubah namanya menjadi Mochammad Idjon Djanbi. Berkat keahliannya dalam bertempur, dia diundang untuk melatih pasukan komando. Pada 1 April 1952, Idjon diangkat menjadi Mayor Infanteri TNI dengan tugas melatih para perwira dan bintara dalam pembentukan pasukan khusus. Dia memimpin Kopassus, yang saat itu bernama Kesko TT III/Siliwangi, dari tahun 1952-1953.
Pada tahun 1950, pemberontakan RMS di Maluku menjadi latar belakang pembentukan satuan pemukul yang bisa bergerak cepat dan tepat. Letkol Slamet Riyadi, komandan operasi penumpasan RMS, mengusulkan pembentukan pasukan khusus.
Meski gugur sebelum rencana tersebut terwujud, langkah ini dilanjutkan oleh Kolonel A E Kawilarang dengan membentuk Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT) pada 16 April 1952.
Pada 9 Februari 1953, Kesko TT dialihkan dari Siliwangi dan langsung berada di bawah KSAD. Nama pasukan ini kemudian diubah menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD) dan pada 25 Juli 1955 menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pada 1959, unsur-unsur tempur dipindahkan ke Cijantung, Jakarta Timur. Seiring waktu, RPKAD berubah menjadi Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat (Puspassus AD) pada 12 Desember 1966, lalu menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) pada 17 Februari 1971, dan akhirnya menjadi Kopassus pada 26 Desember 1986.
Nama Kopassus dikenal mata internasional saat pembajakan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 pada tahun 1981. Pembebasan sandera di Bandar Udara Don Mueang, Bangkok, Thailand, dikenal sebagai Operasi Woyla.
Presiden Soeharto memerintahkan operasi pembebasan yang dipimpin oleh Letkol Sintong Panjaitan dengan 35 personel. Pada 31 Maret 1981, operasi ini sukses dalam waktu 2 menit 49 detik, membebaskan seluruh penumpang dan melumpuhkan teroris. Prestasi ini mendapat pengakuan internasional.
Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus dipimpin oleh Perwira Tinggi (Pati) TNI AD berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen). Pada tahun 2024, jabatan Danjen Kopassus dipegang oleh Mayjen TNI Djon Afriandi.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq