5 Fenomena Alam yang Jadi Bukti Kebenaran Alquran dalam Ilmu Pengetahuan, Salah Satunya Sungai di Bawah Laut
JAKARTA, iNews.id - Kebenaran Alquran ternyata dibuktikan dengan beberapa fenomena alam, salah satunya sungai di bawah laut. Hal ini tentu susah dijelaskan oleh nalar manusia biasa.
Selain itu, ada juga fenomena alam lainnya yang menjadi bukti kebenaran Alquran. Apa saja? Simak informasinya di bawah ini
Fenomena dua air laut yang dapat bertemu tetapi tidak saling menyatu dijelaskan dalam Alquran Surat Ar-Rahman ayat 19-20 yang artinya,
“Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu. Di antara keduanya ada batas yang tidak dapat dilampaui oleh masing-masing.”
Fenomena alam tersebut ternyata benar terjadi di Selat Gibraltar yang menghubungkan Laut Mediterania dan Samudra Atlantik. Dalam Al-Jawahir fi Tafsir Alquran Al Karim, Thanthawi Jauhari menjelaskan dua air tersebut merupakan air laut yang asin serta air laut tawar. Keduanya tidak dapat saling memengaruhi satu satu sama lain.
Dua air tersebut tidak dapat saling menyatu karena adanya pembatas yang bersifat ilahiyah. Sementara menurut para ilmuwan, fenomena tersebut terjadi karena adanya gaya fisika yang disebut tegangan permukaan. Selain itu, para ilmuwan juga menemukan, air dari laut yang bersebelahan tersebut mempunyai perbedaan massa jenis.
Api di dasar laut memang ada kebenarannya. Hal tersebut merupakan fenomena alam yang terjadi di dasar laut di bumi karena letusan gunung api bawah laut.
Melansir buku 'Miracles of Al Quran & As Sunnah', usai Perang Dunia II, ilmuwan menjelajahi samudera serta lautan guna mencari bahan mineral yang cadangannya hampir habis. Namun, para ilmuwan dikejutkan dengan banyak pegunungan vulkanik yang terbentang di lautan.
Lautan tersebut mereka sebut sebagai pegunungan bawah laut. Gunung-gunung tersebut terbentuk akibat letusan dahsyat gunung berapi di kedalaman sekitar 1,6 kilometer di bawah laut dan dapat menyemburkan abu vulkanik.
Fenomena api di dasar laut ini pun telah dijelaskan dalam Alquran Surat At-Thur ayat 6 yang artinya, “dan laut yang di dalam tanahnya ada api.”
Fenomena alam yang jadi bukti kebenaran Alquran juga terjadi pada sebuah tumbuhan yang bertasbih. Pada 1981, Journal of Plant Molecular Biologies mengungkapkan penelitian terkait suara halus yang dikeluarkan oleh tumbuhan yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia.
Suara tersebut berulang lebih dari 1.000 kali setiap detiknya. Menggunakan teknologi yang canggih, suara itu pun akhirnya dapat dipahami dengan menyatakan lafadz kalimat tasbih.
Seorang peneliti Muslim asal India ini kemudian mengatakan bahwa penelitian tersebut sesuai dengan Surat Al Isra ayat 44, yang berbunyi
“Langit yang tujuh, di bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.”
Fenomena hujan es merupakan tanda kebesaran Allah SWT. Fenomena hujan es disebutkan dalam Alquran Surat An-Nur ayat 43.
“Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpulan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”
Menurut pandangan ilmu sains, hujan es terjadi karena adanya tumpukan awan cumulonimbus. Awan tersebut adalah bagian dari siklus hidrologi.
Fakta mengenai sungai yang berada di bawah laut ini sudah disebutkan dalam Alquran Surat Al-Furqan ayat 53 yang berbunyi,
“dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir berdampingan; yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan dia jadikan antara keduanya dinding serta batas yang tidak tembus.”
Fenomena alam tersebut pertama kali ditemukan oleh pakar oseanografi asal Prancis, Yves Cousteau. Saat itu, ia sedang melakukan eksplorasi bawah laut, tiba-tiba ia menemukan beberapa mata air tawar yang tidak dapat bercampur dengan air laut.
Seakan terdapat dinding yang membatasinya. Hal tersebut mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air laut yang berada di tengah lautan.
Lalu ia pun menceritakannya kepada seorang profesor Muslim terkait fenomena tersebut. Sungai di bawah laut ini kemudian diberi nama Cenote Angelita yang berada di Meksiko.
Baca pembahasan lebih lanjut mengenai fenomena alam selengkapnya di Sindonews.com melalui link berikut https://www.sindonews.com/topic/1665/fenomena-alam
Editor: Puti Aini Yasmin