5 Kota di DKI Jakarta Zona Merah Covid-19, Satgas: Tingkat Kesembuhan Meningkat

Kamis, 27 Agustus 2020 - 18:27:00 WIB

Tangkapan layar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito

JAKARTA, iNews.id - Pandemi virus corona (Covid-19) kini telah menyebar di lima wilayah DKI Jakarta. Ibu kota pun berada di zona merah Covid-19.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini semua kota yang ada di DKI Jakarta berisiko tinggi Covid-19. Satu-satunya wilayah yang tidak masuk zona merah yakni Kabupaten Kepulauan Seribu.

Baca Juga

Jenderal Tertinggi Sudan Tolak Gencatan Senjata, Pilih Balas Dendam pada RSF

"Dari DKI Jakarta ini seluruh kotanya yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat," katanya saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (27/8/2020).

Wiku memaparkan, dua dari lima kota tersebut yakni Jakarta Timur dan Jakarta Selatan yang sebelumnya masuk zona sedang menjadi berisiko tinggi. Sementara tiga kota lainnya yakni Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara selama empat minggu berada di zona merah.

Baca Juga

Pemprov Jakarta Izinkan Live Music di Restoran dan Kafe, Ini Syaratnya

Kasus Covid-19 di DKI Jakarta, menurut Wiku, terus menanjak. Bahkan pada pekan lalu jumlah kasus kumulatifnya tertinggi. "Sedangkan kematiannya masih naik terus. 116 kematian dalam waktu satu minggu," ucapnya.

Lalu orang yang dirawat di rumah sakit juga masih banyak atau di fase puncak. Namun begitu tingkat kesembuhannya juga meningkat menjadi 75 persen.

Baca Juga

Tunggu SK Anies, Pengelola Siap Buka Bioskop Jakarta pada 10 September

Wiku juga mengapresiasi pencatatan kasus Covid-19 di DKI Jakarta dilakukan dengan baik, termasuk penelusuran kontak (tracing) dan testingnya. "Tentunya tugas selanjutnya adalah mengendalikan kasus-kasus Covid-19 dengan masyarakat yang lebih disiplin untuk menjalankan protokol kesehatan," katanya.

Mengenai sektor-sektor di DKI Jakarta yang sudah mulai dibuka, Wiku mengingatkan, harus dipastikan untuk menghindari penularan. Hal ini mengingat klaster penularan di DKI Jakarta terjadi di pemukiman, perkantoran, pasar dan juga dari kegiatan-kegiatan ibadah.