5 Sekolah Tertua di Indonesia, Ternyata Ada di Kota Ini Lho!
JAKARTA, iNews.id - Sekolah tertua di Indonesia menjadi bukti pentingnya ilmu pengetahuan di masyarakat. Pendidikan merupakan hal yang esensial dalam sebuah perkembangan negara.
Salah satu faktor kemajuan suatu negara dapat dilihat dari sistem pendidikan yang dijalankan di negara tersebut, melalui sekolah-sekolah yang berkualitas.Sejak zaman penjajahan, di Indonesia sudah terdapat sekolah dengan berbagai jenjang untuk mendukung pendidikan anak Belanda, Jepang, atau bahkan pribumi sekalipun.
SMP Santa Ursula merupakan sekolah tertua di Indonesia. Sekolah ini pertama kali didirikan di tanggal 18 Januari 1859 sebagai cikal bakal berdirinya sekolah oleh komunitas Noordwijk. Komunitas Noordwijk pada mulanya ingin mendirikan asrama sekaligus sekolah untuk anak miskin di Weltevreden (sekarang Jalan Pos).
Seiring dengan pembangunan dan perkembangan zaman, para suster Ursulin akhirnya di tanggal 28 Juli 1947 mendirikan SMP Santa Ursula yang terletak di jalan Pos No. 2 Jakarta Pusat. Sekolah ini bernaung di bawah Yayasan Satya Bhakti dan sampai saat ini hanya dikhususkan bagi pelajar putri dan menjadi sekolah swasta Katolik pertama untuk perempuan.
SMAN 1 Semarang didirikan pada masa penjajahan Belanda di tahun 1877. Kala itu, kolonial Belanda mendirikan Hogere Burgerschool (HBS) yang terletak di Jalan Taman Menteri Supeno. Pembangunan sekolah ini baru bisa diselesaikan pada tahun 1938 dan diresmikan satu tahun setelahnya.
Dulunya, sekolah ini beberapa kali berubah alih fungsi menjadi Rumah Sakit Tentara Belanda, kemudian sempat menjadi Asrama sekolah Pendidikan Tentara Jepang. Pada tahun 1946, fungsinya diubah lagi menjadi sekolah, yakni HBS, Algemene middelbare School, Voorbereidend Hoger Onderwijs, dan Middlebare School.
Hingga akhirnya menjadi SMA Negeri 1 Semarang seperti saat ini. Sekolah ini berdiri di atas lahan seluas hampir 3 hektare dan menjadi salah satu SMA favorit di Indonesia.
Terletak di Jalan Cikini Raya No 87, SMPN 1 Jakarta merupakan sekolah pribumi pertama yang didirikan oleh pemerintah Hindia-Belanda dengan nama De Eerste School. Pada awalnya, sekolah ini dibangun pada tingkat sekolah dasar di tahun 1907 dan diperuntukkan bagi pribumi keturunan bangswan, tokoh terkemuka atau siapa saja para pekerja yang memiliki gaji di di atas 100 gulden per bulan.
Pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolah ini dengan maksud untuk menyiapkan tenaga terdidik dalam mengisi sejumlah posisi jabatan di pemerintahan. Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia mengambil alih sekolah ini dan mengganti namanya menjadi SMP Negeri 1 Jakarta pada tahun 1947.
SMAN 1 Yogyakarta dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan nama Algemeene Middelbare School A Afdeling Yogyakarta (AMS) pada tahun 1930. Pascakemerdekaan, sekolah ini sudah beberapa kali berganti nama.
Pada 1951, namanya diganti menjadi SMA A Yogyakarta. Kemudian pada tahun 1962 berubah menjadi SMA 1 Yogyakarta. Di tahun yang sama, SMA 1 juga ditunjuk sebagai sekolah unggulan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hingga saat ini, SMAN 1 Yogyakarta terus berkembang dan masuk ke daftar SMA terbaik di Yogyakarta maupun Indonesia.
SMPK Penabur Jakarta didirikan pada tahun 1947 di Jakarta. Sekolah ini merupakan sekolah swasta Kristen Protestan tertua di Indonesia dan berdiri di gedung tua peninggalan zaman Belanda yang berada di Jalan Pintu Air Raya No 11, Jakarta Pusat.
Sejarah BPK Penabur tidak dapat dilepaskan dari sejarah Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Barat yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda, yang kala itu bernama Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee Khu Hwee Djawa Barat (THKTKHKH Djabar).
Sinode THKTKH Djabar menjadi salah satu pihak yang diberikan amanat oleh badan-badan zending Belanda untuk mengurus sebagian badan pendidikan pasca berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia.
Sekolah tertua di Indonesia ini memiliki peran besar dalam dunia pendidikan Indonesia. Hingga akhirnya pada tahun 1947, diadakan sidang dengan hasil membentuk panitia yang bekerja untuk mengambil langkah dalam mendirikan sekolah-sekolah Kristen.
Editor: Puti Aini Yasmin