560 Jemaah Haji Indonesia Wafat, PPIH: Paling Tinggi akibat Penyakit Jantung dan Radang Paru
JAKARTA, iNews.id - Jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Arab Saudi kembali bertambah. Mereka umumnya adalah jemaah haji lanjut usia (lansia).
Berdasarkan data di laman resmi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat hingga hari ini Selasa (11/7/2023) sebanyak 560 orang.
"Faktor utama penyebab tingginya angka kematian jemaah haji tahun ini karena tingginya jumlah jemaah haji lansia," ujar Kabid Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023 Imran, Selasa (11/7/2023).
Menurut Imran, jumlah jemaah haji usia 60 tahun ke atas mencapai 45 persen dari total kuota haji Indonesia sebanyak 229.000. Sementara tahun sebelumnya, jumlah jemaah haji yang usianya di atas 60 tahun sekitar 30 persen dari total kuota haji Indonesia.
"Jemaah haji yang masuk kelompok berisiko tinggi (risti) jumlahnya sebesar 75 persen dari total kuota haji Indonesia tahun ini," katanya.
Setelah puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jemaah haji yang meninggal dunia disebabkan beberapa penyakit yakni syok kardiogenik, infark miokard akut, dan sepsis.
"Kematian jemaah haji setelah Arafah, Muzdalifah, dan Mina paling tinggi karena penyakit jantung, disusul sepsis yang disebabkan pneumonia atau radang paru," ujar Imran.
Menyikapi persoalan ini, Imran mengingatkan jemaah haji diharapkan untuk istirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri dalam aktivitas fisik.
"Untuk mencegah pneumonia, jemaah haji dianjurkan untuk memakai masker, mengurangi kontak fisik seperti berjabat tangan, dan cuci tangan pakai sabun setelah aktivitas," ucapnya.
Berdasarkan data Penyelenggara Kesehatan Haji di Arab Saudi pada 9 Juli 2023, ada sebanyak 120.858 jemaah haji yang terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), sebanyak 54.881 jemaah haji terdeteksi hipertensi, dan sebanyak 22.502 jemaah haji mengalami myalgia atau sakit otot serta kelelahan.