6 Tokoh Berjasa dalam Pembuatan Teks Proklamasi, Salah Satunya Wartawan
JAKARTA, iNews.id - Deretan tokoh yang berjasa dalam pembuatan teks Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia (RI) menarik disimak. Indonesia memperingati HUT ke-78 pada Kamis (17/8/2023).
Melansir laman Kemendikbud, pada 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, teks Proklamasi disusun oleh Soekarno, Mohammad Hatta, serta Ahmad Soebarjo, di ruang makan rumah Laksamana Maeda.
Beberapa tokoh dari golongan muda dan tua juga turut hadir di rumah tersebut.
Soekarno memiliki peran dalam merumuskan teks Proklamasi. Sebelum merumuskan, Soekarno dan Hatta diasingkan oleh golongan muda ke Rengasdengklok, Karawang. Setelah pulang dari Rengasdengklok, Soekarno serta Hatta menuju kediaman Laksamana Maeda guna menyusun naskah proklamasi.
Dalam proses penyusunan naskah proklamasi, Soekarno mempunyai peran sebagai penyusun naskah Proklamasi. Tak hanya Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebarjo pun merumuskan naskah Proklamasi. Diketahui, Soekarno juga sebagai penulis naskah aslinya.
Tak hanya Soekarno, Mohammad Hatta turut merumuskan naskah Proklamasi. Hatta berperan menyumbang pikirannya secara lisan. Melansir setneg.go.id, kalimat kedua naskah Proklamasi adalah sumbangan pikiran Hatta.
Hatta mengatakan, kalimat pertama pada naskah Proklamasi hanya pernyataan dari kemauan bangsa Indonesia menentukan nasibnya. Menurut Hatta, perlu ditambahkan pernyataan pengalihan kekuasaan. Maka dari itu, dihasilkanlah rumus terakhir naskah Proklamasi.
Tokoh perumus teks Proklamasi selanjutnya adalah Ahmad Soebarjo. Di rumah Laksamana Maeda, Ahmad Soebarjo menyumbang pikirannya melalui lisan.
Masih melansir laman setneg.go.id, kalimat pertama dari naskah Proklamasi merupakan saran Ahmad Soebarjo yang diambil dari rumusan Dokuritsu Junbi Cosakai. Sebelum terlibat dalam perumusan naskah Proklamasi, Ahmad Soebarjo juga menjadi penengah antara golongan tua dan muda saat peristiwa penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok.
Sayuti Melik merupakan sosok yang berperan mengetik naskah Proklamasi. Tak hanya mengetik, dia juga mengubah beberapa kata yang sebelumnya dirumuskan oleh Soekarno, Hatta, dan Soebarjo.
Kata yang diubah itu antara lain, “tempoh” diganti menjadi “tempo”, “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa Indonesia”, serta “Djakarta, 17-8-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”.
Naskah Proklamasi yang diketik oleh Sayuti akhirnya ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta. Diketahui, Sayuti merupakan golongan muda yang turut mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan.