7 Bentuk Interaksi Sosial yang Ada di Masyarakat, Lengkap Contohnya
JAKARTA, iNews.id - Bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat perlu diketahui. Interaksi sosial dalam sosiologi terbagi menjadi dua, yaitu interaksi sosial asosiatif dan disosiatif.
Lantas, apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial? Jika belum mengerti dan paham, simak penjelasannya di bawah ini.
Dikutip dari buku "Ilmu Pengetahuan Sosial" untuk SMP/MTS Kelas VII terbitan Penerbit Duta, interaksi sosial adalah hubungan timbal-balik (sosial) yang dinamis antarindividu, antara individu dengan kelompok, atau antarkelompok, baik dalam bentuk kerja sama maupun bentuk persaingan.
Hal ini disebabkan interaksi sosial termasuk dalam syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Jika dua orang bertemu, saat itu interaksi sosial pun dimulai.
Meskipun orang-orang yang bertemu tersebut tidak saling berbicara, interaksi sosial tetap terjadi. Hal ini dikarenakan masing-masing pihak sadar akan keberadaan pihak lain yang menimbulkan perubahan-perubahan perasaan atau kesan dalam pikiran masing-masing individu.
Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
Bentuk interaksi sosial dengan proses asosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah pada bentuk persatuan. Interaksi sosial dengan proses asosiatif bersifat saling menguntungkan antara pihak satu dan pihak lainnya.
Adapun bentuk interaksi sosial asosiatif terbagi menjadi empat, yakni kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
Kerja sama merupakan suatu usaha bersama antarindividu atau
antarkelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama muncul ketika orang-orang menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan yang sama, pada waktu bersamaan, dan keinginan untuk memiliki kepentingan tersebut.
Adapun contoh interaksi sosial ini adalah perundingan, kooptasi, koalisi, usaha bersama, dan kerukunan.
Akomodasi adalah suatu proses ketika tiap individu atau kelompok yang awalnya saling bertentangan, kemudian saling menyesuaikan diri untuk mengatasi ketegangan yang ada. Tujuan utama akomodasi adalah mengatasi ketegangan atau menyelesaikan masalah yang terjadi antarindividu atau antarkelompok.
Tak jarang untuk mengatasi ketegangan membutuhkan pihak ketiga sebagai perantara atau penengah. Contoh bentuk akomodasi adalah perdamaian antara Indonesia dan gerakan Aceh Merdeka yang dilakukan dengan cara menunjuk pihak ketiga.
Akulturasi adalah proses penerimaan kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan unsur-unsur kebudayaan asli kelompok tersebut. Akulturasi juga merupakan hasil perpaduan dua kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu yang lama.
Namun, terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan proses akulturasi, yaitu
-Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima.
-Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima
-Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang baru.
-Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut.
Asimilasi adalah usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan yang ada di antara individu atau kelompok. Tujuannya adalah untuk menyamakan sikap, pemikiran, dan tindakan demi tercapainya kepentingan dan tujuan bersama.
Asimilasi memiliki tiga syarat, yaitu
-Adanya kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya,
-Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama.
-Kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Proses asimilasi merupakan peleburan dua kebudayaan menjadi satu kebudayaan. Proses ini tidak mudah untuk dilakukan karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Contoh dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia adalah pernikahan campuran antara orang Indonesia dengan orang berkebangsaan lain.
Interaksi Sosial Disosiatif
Berbeda dengan asosiatif, interaksi sosial dengan disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan perpecahan. Terdapat tiga bentuk interaksi sosial dengan proses disosiatif, yakni persaingan, kontravensi, dan konflik.
Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang saling bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Umumnya, terdapat dua tipe persaingan, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan tidak pribadi.
Dalam persaingan pribadi, seseorang secara langsung bersaing untuk memperoleh tujuan tertentu. Misalnya memperoleh kedudukan tertentu dalam suatu organisasi. Sementara dalam persaingan yang tidak bersifat pribadi, pihak yang langsung bersaing adalah kelompok.
Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan konflik. Kontravensi ditandai dengan adanya rasa tidak senang atau kebencian seseorang terhadap kepribadian orang lain.
Contoh bentuk interaksi sosial ini adalah ketika pemerintah menetapkan suatu kebijakan baru, tetapi ada beberapa pihak yang tidak menyetujuinya sehingga berkembang rasa tidak suka terhadap pemerintah.
Adapun bentuk-bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker adalah sebagai berikut.
-Kontravensi yang bersifat umum, meliputi sikap penolakkan, gangguan terhadap pihak lain, mengacaukan rencana pihak lain, dan perbuatan kekerasan.
-Kontravensi yang bersifat sederhana, meliputi sikap menuduh orang lain di muka umum, serta memaki-maki orang lain.
-Kontravensi yang bersifat rahasia, yakni seperti menggosipkan rahasia pihak lain dan mengkhianati pihak lain.
-Kontravensi yang bersifat intensif, yakni berupa penghasutan, mengecewakan pihak lain, dan penyebaran desas-desus.
-Kontravensi yang bersifat taktis, yakni berupa mengejutkan pihak lawan serta mengganggu atau membingungkan pihak lawan, misalnya kampanye partai politik dalam pemilihan umum.
Konflik adalah suatu proses sosial yang melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling menantang untuk mencapai tujuan tertentu yang disertai dengan ancaman kekerasan. Konflik merupakan proses lanjutan dari kontravensi.
Adapun, faktor penyebab terjadinya konflik di tengah masyarakat di antaranya:
-Perbedaan budaya yang melatarbelakangi sikap atau pendirian kelompok yang menyebabkan pertentangan antarkelompok.
-Perbedaan sikap atau pendirian yang tidak terkendali oleh akal.
-Bentrokan kepentingan, misalnya dalam bidang ekonomi dan politik.
-Perubahan sosial yang diiringi perubahan sikap tentang nilai tertentu akibat perubahan.
Itu tadi penjelasan tentang bentuk interaksi sosial yang ada di dalam masyarakat. Semoga informasi tadi bisa membantu dan semangat belajar!
Editor: Puti Aini Yasmin