7 Fakta Demo Mahasiswa di DPR, RUU Pilkada Akhirnya Batal Disahkan!
JAKARTA, iNews.id - Mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR, menolak revisi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada), Kamis (22/8/2024). Demonstrasi juga diikuti elemen masyarakat lain seperti buruh hingga artis dan influencer.
DPR akhirnya membatalkan pengesahan RUU Pilkada. DPR menyatakan, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Pilkada yang akan dijadikan acuan saat pendaftaran 27 Agustus 2024.
Berikut tujuh fakta yang dirangkum terkait aksi demonstrasi mahasiswa menolak RUU Pilkada:
1. Diikuti mahasiswa hingga buruh
Massa aksi berkumpul di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (22/8/2024). Mereka berunjuk rasa menuntut DPR mematuhi putusan MK terkait ambang batas pencalonan dan syarat usia calon kepala daerah.
Berdasarkan pantauan, ada massa kalangan buruh dengan memakai baju serikatnya. Terdapat pula mahasiswa yang datang mengikuti aksi.

2. Sidang paripurna sempat ditunda
Rapat paripurna yang seharusnya mengesahkan RUU Pilkada terpaksa ditunda karena tidak memenuhi kuorum. Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang memimpin sidang menjelaskan hanya 89 anggota dewan yang hadir, sementara 87 anggota lainnya absen dengan izin.
"Oleh karena itu, kita akan menjadwalkan kembali rapat Bamus untuk rapat paripurna karena kuorum tidak terpenuhi," ujar Dasco sambil mengetok palu tanda penutupan sementara sidang.
3. Baleg temui massa tetapi langsung disoraki dan ditimpuk
Sejumlah anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR menemui massa aksi. Mereka disoraki massa begitu keluar dari gerbang DPR.
Berdasarkan pantauan para anggota Baleg DPR yang menemui massa yakni Ketua Baleg Wihadi Wiyanto, Wakil Ketua Baleg Achmad Baidowi dan anggota Baleg Habiburokhman.
Namun, mereka disambut dengan sorakan massa ketika baru beberapa langkah keluar dari gerbang DPR. Bahkan, mereka juga ditimpuki dengan botol.
4. Pintu gerbang DPR dijebol
Pintu belakang atau Gerbang Pancasila DPR dijebol mahasiswa. Gerbang besi besar tersebut awalnya dijaga polisi dan petugas keamanan dalam DPR.
"Kami sudah berhasil merobohkan pagar besar kamu ini. Jadi izinkan kami masuk untuk batalkan revisi Undang-Undang Pilkada," kata salah satu mahasiswa yang menjadi orator.
Sementara, barisan kepolisian lengkap dengan tameng langsung merapatkan barisan untuk menjaga agar mahasiswa tak merangsek masuk ke dalam Kompleks Parlemen. Tak hanya itu, mobil rantis Barracuda milik Brimob Polri juga disiagakan.
5. Polisi pukul mundur mahasiswa
Polisi langsung memukul mundur mahasiswa menggunakan water cannon. Hal ini terjadi setelah mahasiswa terus mencoba masuk Kompleks Parlemen.
"Kepada adik-adik mahasiswa tolong mundur, tolong mundur. Sekali lagi tolong mundur," kata polisi kepada mahasiswa.
Imbauan tersebut tak diindahkan mahasiswa. Mereka terus berteriak revolusi berulang kali dan menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.
Situasi memanas ketika mulai ada aksi lempar batu dari mahasiswa kepada aparat kepolisian.
Untuk memecah suasana yang sudah tak kondusif, polisi yang bertugas di mobil water cannon memukul mundur mahasiswa.