7 Fakta Mentan Syahrul Yasin Limpo Menghilang usai Rumah Dinas dan Kantor Digeledah KPK
JAKARTA, iNews.id - Keberadaan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) masih menjadi misteri hingga saat ini usai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah dinas dan ruang kerjanya di Kementan. Syahrul seharusnya sudah tiba di Indonesia pada 1 Oktober 2023 usai kunjungan kerja di luar negeri.
Diketahui KPK menemukan uang hingga Rp30 miliar dan 12 senjata api di rumah dinas Syahrul Yasin Limpo. Selain itu KPK menemukan sejumlah dokumen yang diduga hendak dimusnahkan di Kementan.
Berikut fakta-fakta mengenai hilangnya Mentan:
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengatakan jajarannya tidak mengetahui keberadaan Syahrul Yasin Limpo. Dia memastikan hingga saat ini pihaknya masih melakukan pencarian.
“Jadi sampai hari ini kita terus mencari keberadaan Pak Menteri, karena memang sampai detik ini kita belum ada kabar mengenai keberadaan Pak Menteri, sampai hari ini,” ujar Wamentan Harvick di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Mentan SYL melakukan perjalanan dinas ke luar negeri sejak 24 September 2023. SYL disebut mengunjungi dua negara di Eropa yakni Italia dan Spanyol.
Harvick mengetahui tahu kabar terakhir Syahrul saat kunjungan kerja di Spanyol. Setelah itu, dia dan jajarannya tidak lagi mengetahui jejak Mentan. Kementan sampai sekarang masih mencari tahu keberadaannya.
"Jadi sampai hari ini kita terus mencari keberadaan Pak Menteri, karena memang sampai detik ini kita belum ada kabar mengenai keberadaan Pak Menteri, sampai hari ini," ujarnya.
Mentan seharunsya tiba di Indonesia pada 1 Oktober 2023.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengetahui Mentan Syahrul Yasin Limpo hilang usai rumah dinas digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu. Jajaran Sekretariat Negara (Setneg) dan Sekretariat Kabinet (Seskab) juga mengetahui hal tersebut.
“Oh, sudah, sudah tahu kalau Pak Presiden. Terus juga kawan-kawan di Setneg dan Seskab juga sudah tahu,” ungkap Harvick.
Presiden Jokowi menunjuk Wamentan Harvick Hasnul Qolbi sebagai Mentan Ad Interim usai Syahrul Yasin Limpo hilang.
“Ad interim pasti sebagai pejabat yang memang satu kotak dengan Pak Mentan, memang saya ad interim,” ucap Harvick.
Harvick mengatakan Presiden Jokowi telah menginstruksikan kepadanya agar tugas di Kementerian Pertanian tetap berjalan sesuai tugas dan fungsinya.
Keberadaan SYL justru diketahui rekan partainya, yaitu Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni. Dia mengatakan Syahrul Yasin Limpo tidak menghilang untuk menghindari kasus hukum di Indonesia.
Sahroni menyebut kondisi Syahrul kurang baik sehingga tengah menjalani pengobatan terlebih dulu sebelum kembali ke Tanah Air.
"Karena ada problem prostatnya, jadi pengobatan dulu," kata Sahroni, Selasa (3/10/2023).
Kendati demikian, Sahroni mengaku tak mengetahui di mana Syahrul menjalani pengobatan. Dia mengaku hanya mendapat informasi Syahrul tengah berobat.
"Saya enggak tahu dirawat di mana, cuman dapat informasi saja karena prostatnya masalah, akhirnya dia gak pegang komunikasi," tuturnya.
Ahmad Sahroni mengatakan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh telah memerintahkan SYL untuk kembali ke Indonesia pada 5 Oktober 2023. Bahkan, Syahrul bakal menghadap Surya dahulu setiba di Tanah Air.
"Tapi udah berkomunikasi, dikasih tahu bahwa tanggal 5 (Oktober) dia kembali, dan Ketua Umum sudah memerintahkan untuk segera kembali dan menghadap Ketua Umum," kata Sahroni.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) angkat suara soal kabar Mentan, Syahrul Yasin Limpo (SYL) hilang kontak. KPK memastikan penyidikan perkara dugaan korupsi di Kementan yang dikabarkan menyeret Syahrul sebagai tersangka tetap diselesaikan.
"Kami ingin tegaskan, seluruh kerja-kerja penyidikan perkara ini kami pastikan terus kami selesaikan," kata Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri, Selasa (3/10/2023).
KPK saat ini fokus mengumpulkan bukti-bukti terkait kasus tersebut. Seperti diketahui, dalam penyidikan kasus tersebut KPK menetapkan tiga pasal, yakni pemerasan dalam jabatan, gratifikasi, dan TPPU.
"Pada saatnya pasti kami sampaikan perkembangannya secara utuh dan lengkap," ujarnya.
Editor: Rizal Bomantama