Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : TNI Dukung Pembentukan Tim Pencari Fakta Demo Ricuh
Advertisement . Scroll to see content
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Kepulangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dinilai sebagai momentum untuk membangkitkan kembali semangat melawan korupsi di Tanah Air. Selain itu, penuntasan kasus penyiraman air keras ke wajah Novel juga menjadi momentum bagi pemerintah untuk memenangkan pertarungan melawan koruptor.

Mantan Ketua KPK Abraham Samad menegaskan, pemerintah dan KPK tidak bisa memberikan ruang kemenangan bagi para koruptor di negeri ini. Karenanya, pertama, dia meminta pimpinan KPK agar memberikan ruang yang sebesar-besarnya kepada Novel Baswedan untuk terus melakukan kerja-kerja pendidikan di KPK.

Kedua, dia mendesak pimpinan KPK agar mendorong penyelesaian kasus penyiraman air keras ke wajah Novel yang mengakibatkan mata kirinya harus dioperasi berkali-kali. Ketiga, Abraham meminta kepada pemerintah agar memberikan jaminan keamanan kepada para pegawai KPK dalam pemberantasan korupsi.

“Saya lihat sistem keamanan di KPK agak minimalis. Negara harus hadir, negara harus bisa memberikan perlindungan dan jaminan keamanan bagi orang-orang yang terus bekerja untuk memberantas korupsi,” tegas Abraham yang ikut menjemput kedatangan Novel di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2/2018).

Jika negara tidak hadir memberikan jaminan keamanan kepada KPK, dia yakin agenda pemberantasan korupsi pasti terganggu. Dengan begitu, ruang kemenangan bagi koruptor terbuka lebar.

“Kita nggak mau koruptor menang mengalahkan Republik ini. Karena itu, kita harus terus maju, kita harus terus semangat, dan kita harus terus memberikan dukungan yang kuat bagi KPK dan insan-insan KPK yang bekerja secara berintegritas,” tegasnya.

Untuk Novel Baswedan, Abraham meminta pimpinan KPK memberikan ruang yang sebesar-besarnya kepada Novel sebagai Kepala Satgas Penyidikan agar lebih maksimal dalam menangani kasus-kasus korupsi di KPK. Meski masih dalam kondisi sakit, kata dia, bukan berarti Novel harus pasif dan istirahat total.

“Kita sangat berharap kepada pimpinan KPK untuk tetap memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi Novel untuk dapat bekerja sebagai penyidik. Itu yang penting karena ada situasi yang dihadapi seperti sekarang ini, beliau masih sakit, tapi bukan berarti tidak bisa difungsikan. Justru itu menyemangati bagi teman-teman lain,” katanya.

Mengenai penuntasan kasusnya, Abraham mendesak KPK agar meminta Presiden Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Tim pencari fakta menjadi satu-satunya opsi untuk bisa menuntaskan kasus penyerangan orang tak dikenal kepada Novel usai salat Subuh di masjid dekat rumahnya.

“Ini tinggal keseriusan pimpinan KPK untuk mendorong pemerintah. Itu sebenarnya ya, karena pemerintah tinggal menunggu ada nggak desakan dari pimpinan KPK yang terus mengingatkan pemerintah,” katanya.

Editor: Azhar Azis

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut